Jurnalismalang – Sejumlah kader dan partisipan Partai Golkar Kota Malang melakukan walk out serta menggelar aksi protes di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Timur. Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang yang dinilai tidak demokratis.
Para kader menilai proses Musda sarat kejanggalan, mulai dari minimnya pelibatan kader, tidak adanya sosialisasi, hingga ketertutupan tahapan dan mekanisme. Pelaksanaan Musda di Surabaya, bukan di Kota Malang, juga memicu kekecewaan dan dugaan adanya pengondisian kepentingan elit.
Selain itu, kader menyoroti munculnya calon ketua yang dinilai bermasalah secara etika namun justru mendapatkan dukungan struktur tertentu. Kondisi ini dianggap mencederai demokrasi internal dan merusak marwah Partai Golkar.
Dalam aksinya, para kader menuntut penundaan Musda serta meminta DPD Golkar Jawa Timur dan DPP Golkar bersikap objektif dan menjamin proses berjalan sesuai aturan organisasi.
Sebagai informasi, pendaftaran bakal calon Ketua DPD Golkar Kota Malang periode 2025–2030 diikuti tiga kandidat, yakni Rudi Nugroho, Joko Prihatin, dan H. Mohammad Anton (Abah Anton). Namun Musda tersebut akhirnya menetapkan Joko Prihatin sebagai ketua, yang kemudian memicu penolakan dari sejumlah kader. (DnD)