Jurnalismalang.com – Penelitian tentang limpasan air hujan dan pembangkit biopanas untuk membunuh sel kanker, berhasil mengantarkan Prof. Dr.Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T. dan Prof. Dr. Slamet Wahyudi, S.T., M.T. yang keduanya dari Fakultas Teknik, meraih gelar Profesor, dan dikukuhkan pada Kamis (7/12/2023) di Gedung Samantha Krida UB Malang.
Penelitian Prof. Dr. Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T., yang diberi judul “SYSTEM HYBRID-G2I (GREEN-GRAY INFRASTRUCTURE): SEBUAH PENGELOLAAN LIMPASAN AIR HUJAN BERBASIS KONSERVASI AIR” yang mengantarkannya meraih gelar Profesor, meneliti tentang konsep pengelolaan limpasan air hujan konvensional di wilayah perkotaan, yang masih mengandalkan peran fisik atau saluran untuk mengalirkannya ke sungai, yang dinilai kurang memiliki kemampuan adaptasi yang baik, dalam mengantisipasi permasalahan ketersediaan air.
“Disini saya menggunakan System Hybrid G2I (green-gray infrastructure), konsep untuk mengintegrasikan fungsi infrastruktur fisik drainase dan lingkungan dalam penanganan limpasan. Keunggulannya ad ketangguhan dan fleksibilitas yang tinggi dalam menangani limpasan permukaan air hujan, yang sekaligus mendukung konservasi air,” terangnya.
Tidak hanya itu, sistem tersebut juga mampu menjamin upaya konservasi air tanah dan permukaan, baik dari aspek kuantitas dan kualitas air sehingga mampu mendukung terwujudnya ketahanan air perkotaan (urban water resilience) tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim.
(Prof. Dr. Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T saat ditemui awak media)
“Meski demikian sistem ini juga ada kelemahannya, yakni soal penerapannya yang masih bersifat lokal dan sangat tergantung ketersediaan ruang fisik yang cukup di area perkotaan,” sambungnya
Sementara itu, Prof. Dr. Slamet Wahyudi, S.T., M.T., dalam pemaparan penelitiannya yang Ia beri judul “TEKNOLOGI MICROWAVE ABLATION (TMA) SEBAGAI PEMBANGKIT BIOPANAS TERHADAP PEMBUNUHAN SEL KANKER”, menyampaikan bahwa penelitiannya adalah salah satu metode untuk mengatasi kanker, dimana Ia menggunakan metode terapi hipertermia yaitu Teknologi Microwave Ablation (TMA).
“TMA ini sebagai pembangkit biopanas dapat digunakan sebagai terapi pembunuhan sel kanker dan terapi hipertermia, yang telah menarik perhatian besar dalam beberapa dekade terakhir dan masih menjadi topik penelitian terkini bagi para peneliti ilmiah”, paparnya.
Intervensi non-bedah ini didasarkan pada pemanasan jaringan hidup pada tingkat tertentu yang menghasilkan pengadukan molekul air.
“Agitasi itu menyebabkan kenaikan suhu, yang menyebabkan kerusakan pada membran sel, dan mampu membunuh sel tumor dalam tubuh,” cetusnya.
Sementara itu, 2 Profesor lain yang juga dikukuhkan yakni Prof. Dr. Ir. Anik Martinah Hariati, M.Sc., dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dengan judul penelitiannya yaitu “TEKNOLOGI SINBIOTIK BERBASIS SPORA DALAM MENGATASI LIMBAH PAKAN PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN INTENSIF”, yang meneliti tentang teknologi sinbiotik berbasis spora.
Dan Profesor lainnya yakni Prof. Dr. Femiana Gapsari Madhi Fitri, S.T., M.T., dari Fakultas Teknik, dengan penelitiannya yang berjudul “TEKNOLOGI NANO KOMPOSIT DARI LIMBAH ORGANIK (TKO) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI LOGAM”, yang meneliti tentang TKO sebagai inhibitor dan pelapis korosi logam, sebagai solusi untuk menghadapi tantangan berbagai industri. (DnD)