Malang – Tema Darknoon yang diangkat oleh Manajemen Museum Angkut dalam meramaikan Halloween Party, sangat dinikmati oleh pengunjung wahana wisata yang ada di Kota Batu itu, apalagi hantu sebanyak 300 lebih, ditampilkan dengan mengenakan berbagai kostum ala Eropa, yang pemerannya diisi juga oleh wisatawan asal Amerika, Belanda, masyarakat difabel serta warga sekitaran Kota Batu hingga Kota Bandung.
Menurut Nanang, salah satu pengunjung asal Sulfat Kota Malang, dirinya sudah lima kali mengajak keluarganya ke Museum Angkut dan baru merasakan perbedaan diacara Halloween Party ini, karena selain banyak sekali hiburan yang disajikan dalam bentuk manusia berkostum hantu, kedua putrinya yang bernama Berliana yang baru berumur 2 tahun dan Arzela yang berusia 8 tahun, ternyata malah tertarik dispot Gangster Town dan tidak mau diajak pulang.
“Saya kira tadi anak saya bakal takut lho waktu sampai di Gangster Town, tapi ternyata dengan adanya musik yang diputar oleh DJ (disk jockey) justru kedua anak saya malah minta difoto sama hantu hantu yang ada di Museum Angkut. Saya rasa acara Halloween Party yang mengangkat tema Darknoon atau Senjakala ini, memang sedikit berbeda dibanding tahun sebelumnya yang murni hanya berisi hiburan dengan dipenuhi banyak hantu. Seperti ada pesan khusus kepada pengunjung, ketika jam limaan sore tadi, saat mulai pergantian sore masuk ke malam dan para hantu bermunculan,” ungkap pria yang juga bekerja disalah satu maskapai itu.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada Manajemen Museum Angkut, untuk lebih sering mengadakan acara seperti Halloween Party atau parade mobil yang ada setiap Jumat, Sabtu dan Minggu bisa diagendakan setiap hari mungkin dengan kemasan yang berbeda.
“Parade mobil itu juga bagus lho mas, tapi sayang ada hanya tiap Jumat, Sabtu dan Minggu kalau mungkin bisa saran ditambah lah harinya, biar pengunjung yang datang weekday juga bisa ikut menikmati. Tapi acara Halloween ini sangat atraktif, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan baik hantu yang ada, intinya ada sebuah kedekatan lah antara pengunjung dengan manajemen Museum Angkut,” paparnya dengan ramah.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Endang A Shobirin, Operasional Manager Museum Angkut and Movie Star Kota Batu, bahwa dari dulu orang tua selalu meminta kepada putra putri mereka, untuk segera masuk rumah dan mandi saat pergantian sore ke malam.
“Istilahnya kalau orang Jawa dulu itu wes surup engko digowo wewe gombel (sudah mulai malam nanti dibawa hantu/setan) sehingga semua aktivitas permainan yang sedang dilakukan oleh anak-anak harus dihentikan dan segera mandi. Padahal ada maksud yang ingin disampaikan, yaitu agar anak segera mandi dan mengisi kegiatan dengan mengaji atau belajar, saat sore menjelang malam,” tambah Endang sebelum prosesi penyerahan hadiah kepada pemenang The Best Costum dan desain di Gangster Town Museum Angkut.
Dengan berakhirnya perayaan Halloween Party yang diramaikan oleh Museum Angkut, Endang A Shobirin mengaku puas, karena pesan edukatif yang ingin disampaikan kepada pengunjung dapat diterima dengan baik.
“Kalau pengunjung puas dengan acara Halloween yang digelar Museum Angkut, berarti manajemen Museum Angkut sukses menyajikan hiburan dan menyelipkan pesan pesan edukatif yang dapat dinikmati mulai balita hingga orang dewasa,” jelasnya dengan senyum puas.(DnD)