Jurnalismalang.com – Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan 5 Guru Besar, yakni Prof. Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP. IPM. ASEAN Eng., dari Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Syafrial, M.S., dari Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Isnani Darti, S.Si., M.Si., dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof. La Choviya Hawa, STP., MP, Ph.D., dari Fakultas Teknologi Pertanian, serta Prof. Dodi Wirawan Irawanto SE., M.Com., Ph.D., dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP. IPM. ASEAN Eng., meneliti tentang Teknologi Morfobiomol untuk Pengembangan Kambing Perah Lokal dan Peningkatan Produksi Susu, karena menurutnya produksi susu dan mutu genetik kambing perah sampai saat ini belum menunjukan peningkatan secara nyata, sehingga Ia mengajukan gagasan teknologi morfobiomol, sebagai upaya pengembangan kambing perah dan peningkatan produksi susu.
“Teknologi morfobiomol dapat memberikan informasi fenotipik dan genotipik ternak secara akurat dan efisien, jadi bisa digunakan untuk menghasilkan populasi yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan,” terangnya.
Keunggulan dari teknologi morfobiomol adalah dapat digunakan sebagai metode seleksi secara cepat sejak dini pada ternak dengan berdasar pada gen pananda dan tidak tergantung pada silsilah atau catatan keluarga.
Prof. Dr. Ir. Syafrial, MS., dalam pemaparannya meneliti tentang Meta-Model23 Sebagai Landasan Perumusan Kebijakan Peningkatan Produksi Ketahanan Pangan, dimana menurutnya model tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan dampak berbagai alternatif kebijakan pemerintah, maupun gejolak harga pangan di pasar dunia.
“Berdasarkan Meta-Model23 dapat digunakan sebagai landasan perumusan berbagai alternatif kebijakan pangan dan mampu menjelaskan dan memperhitungkan dampak kesejahteraan kepada setiap pelaku ekonomi pangan”, jelas dosen Fakultas Pertanian ini.
Sementara Prof. Dr. Isnani Darti, S.Si., M.Si., dalam pemaparannya menjelaskan tentang Gunakan Matematika untuk Pengembangan Ekologi, Epidemiologi dan Eko-Epidemiologi, dimana matematika dikenal sebagai landasan bagi pengembangan sains dan teknologi, dengan sifatnya yang abstrak dan rigor.
Menurutnya, keunggulan model ini tersebut adalah mampu menjadi alat yang efektif untuk menjelaskan dan menganalisis dinamika pertumbuhan populasi, ataupun memprediksi perilaku populasi di masa yang akan datang dengan lebih baik.
“Sehingga, hasilnya dapat dijadikan sebagai scientific back-up sebelum intervensi/kebijakan dilaksanakan”, ujarnya.
Guru Besar ke-4 yang dikukuhkan yaitu
Prof. La Choviya Hawa, STP., MP., PhD., dimana dalam pemaparannya, Ia menjelaskan tentang IRTMS sebagai Solusi Meminimalkan Kerusakan Komoditas Pertanian Pasca Panen, pasalnya pengeringan komoditas pertanian penting dilakukan untuk memastikan kualitas dan daya simpan produk akhir yang optimal.
Prof. La Choviya Hawa, STP., MP., PhD mempromosikan Integrated Real Time Monitoring System (IRTMS) versi baru sebagai sistem pengering konveksi udara paksa dengan kemampuan mengukur perubahan massa, kelembaban relatif (RH) serta dapat mengontrol suhu dan kecepatan udara secara terintegrasi.
“Berbeda dengan dua versi sebelumnya, IRTMS versi terbaru ini memungkinkan pengukuran perubahan massa bahan di dalam ruang pengering tanpa menginterupsi proses pengeringan yang sedang berlangsung,” ujarnya.
Terakhir yakni Prof. Dodi Wirawan Irawanto SE., M.Com., Ph.D., yang dalam pemaparannya menyampaikan tentang Inovasi Leadership Profiling berwawasan Budaya Lokal.
Menurutnya, menjadi negara dengan keragaman budaya dengan cirinya masing-masing merupakan tantangan, khususnya dalam manajemen sumber daya manusia, sehingga untuk dapat membaur dengan baik, para manajer khususnya ekspatriat perlu mewaspadai potensi disparitas kekuasaan.
“Dengan memahami bagaimana persepsi individu terhadap gaya kepemimpinan yang tepat di sebuah wilayah, diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana kompetensi kepemimpinan yang diharapkan dapat efektif diimplementasikan untuk keberlanjutan sebuah organisasi”, ujar Dodi.
Lebih lanjut Ia mengatakan, Locallead.id adalah model kompetensi kepemimpinan yang berakar pada LBDQ-XII, sebuah konsep kepemimpinan yang banyak digunakan dalam penelitian dan sistem informasi sumber daya manusia.
“Konsep ini, telah diuji di berbagai sektor organisasi dengan memperitmbangkan berbagai faktor, salah satunya adalah karakteristik generasi”, jelasnya. (DnD)