Jurnalismalang – Memiliki buah hati adalah impian setiap pasangan yang baru membangun rumah tangga, namun kebahagiaan menimang bayi mungil baru di dapatkan Jeanny bersama Senjaya setelah 5 tahun pernikahan mereka. Namun ujian kesabaran mereka kembali di uji saat anak pertama mereka mengalami keterlambatan bicara dan di vonis autis.
Walaupun tergolong anak berkebutuhan khusus tetapi Verrel begitu special, ditemui wartawan jurnalismalang.com Verrel menunjukan kecerdasannya, bahkan dia hafal diluar kepala detail geografis daerah daerah di Amerika.
Sejak sekolah di TK, sampai SD pun lanjut di SDK Santa Maria 2 Verrel bersekolah dan mampu beradaptasi dengan baik, bahkan tidak ada catatan merah satu pun sepanjang Verrel menjadi SDK Santa Maria 2 Kota Malang itu.
“Saya pernah di panggil Suster Veronik Kepala Sekolah SDK Santa Maria 2, permasalahan Verrel tidak mau mencatat saat pelajaran tertentu, kalau tidak salah menjelang UTS pertama kelas 5,” Jeanny mengawali ceritanya.
Semua anjuran Kepala Sekolah saat pertemuan evaluasi itu dilakukan semuanya oleh Jeanny, termasuk anjuran untuk intens melakukan teraphy pada Verrel. Namun saat menjelang rapat nilai kenaikan kelas, Jeanny diberi pilihan teramat mengejutkan.
“Saat itu saya sudah tidak bisa berkata apa apa, saat wali kelasnya mengatakan Ferrel tahun ini tinggal kelas dulu, tetapi jika mau naik kelas harus keluar dan melanjutkan dengan home schooling,” jeanny mengisahkan dengan mata berkaca -kaca.
“Tanggal 3 Oktober kemaren saya bikin petisi, tujuannya hanya satu cuma ingin yayasan melakukan evaluasi terhadap kinerja Kepala Sekolahnya, saya tidak akan melanjutkan ke jalur hukum,” pungkasnya.
Sementara saat Sr Veronique Marie SPM, Kepala Sekolah St Maria 2 Kota Malang di Jalan Panderman nomer 7 Kota Malang dikonfirmasi, selalu berusaha menghindar dari awak media dan tidak memberikan tanggapan atas kasus diskriminasi ini, hingga membuat salah satu siswanya dipaksa keluar dari sekolah tersebut. (doi/DnD)