Pemerintah Percepat Reformasi SMK Lewat Program Kredensial Mikro Guru

Jurnalismalang – Pemerintah terus mempercepat reformasi pendidikan vokasi melalui Program Kredensial Mikro Guru SMK Tingkat Nasional, yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru agar selaras dengan kebutuhan industri. Program yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan PKPLK Kemendikdasmen ini menggandeng RRCons Indonesia sebagai mitra penyelenggara.

Program kredensial mikro mengusung konsep micro-credential system, yakni pelatihan singkat, fokus, dan berstandar industri, yang menghasilkan sertifikat pelatihan serta sertifikasi kompetensi BNSP. Tahun ini kegiatan diikuti 20 guru dari berbagai daerah seperti Riau, Lampung, Blora, Yogyakarta, Tasikmalaya, Karawang, hingga Sulawesi Selatan.

Rahmat Farikh, M.Pd., Master Assessor dan Master Trainer BNSP, menegaskan bahwa kredensial mikro penting untuk memastikan guru SMK tetap adaptif terhadap perkembangan industri.

“Micro-credential memberi peningkatan kompetensi yang terukur dan sesuai standar industri. Ini bagian dari percepatan transformasi vokasi,” ujarnya.

Rahmat Farikh, M.Pd. menambahkan, tuntutan saat ini adalah setiap kompetensi yang dimiliki, harus dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Pelatihan hanya memberikan kita sertifikat pelatihan, tetapi untuk mengakui kompetensi harus ada proses sertifikasi.

“Tantangan saat ini adalah menyamakan kebutuhan pelatihan dari SMK. Kebutuhan itu akan digali dan dimaksimalkan melalui pelatihan, supaya outputnya dapat menghasilkan pengakuan atas kompetensi yang sudah dimiliki sebelumnya. Harapannya, hasil pelatihan bisa memberikan manfaat bagi lembaga, dunia usaha, dan petugas di sekolah,” tutup Master Assessor dan Master Trainer BNSP itu.


(Founder PT Anggraeni Production House / RRCons Indonesia Rita Anggraeni saat ditemui awak media)

Sementara itu penyelenggara program, Rita Anggraeni Rahayu, M.A.B., Founder PT Anggraeni Production House / RRCons Indonesia, menjelaskan bahwa peserta terpilih melalui proses seleksi yang cukup ketat.

“Dari ratusan pendaftar, hanya sekitar 20 peserta lolos. Mereka difasilitasi penuh selama tiga hari pelatihan, termasuk penginapan, transportasi, konsumsi dan modul,” jelas Rita.

Peserta akan memperoleh dua sertifikat: sertifikat pelatihan dan sertifikat kompetensi BNSP apabila lulus uji pada hari ketiga. Sertifikat ini disebutnya memberi nilai tambah bagi guru, baik untuk pengembangan profesional, angka kredit, maupun kepercayaan diri sebagai pendidik.

Salah satu testimoni dari peserta asal Sulawesi Selatan, Andi Musafir Amar dari SMK Negeri 3 Bone, menyebut program ini sangat relevan dengan tugasnya sebagai guru mata pelajaran proyek.

“Seleksinya ketat, terutama penulisan Statement of Interest. Program ini penting untuk penguatan teaching factory dan peningkatan kompetensi guru,” ungkapnya.

Dirinya berharap sertifikasi yang diperoleh dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

“Dengan lebih banyak guru tersertifikasi, kualitas lulusan meningkat. Harapannya siswa keluar dari SMK dengan skill kuat dan siap kerja,” tambahnya. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top