Hari Raya Persembahan, Ungkapan Syukur Jemaat GKJW Tunjung Sekar di Segala Situasi

Jurnalismalang, Malang – Dalam situasi apa pun manusia seharusnya tidak lupa bersyukur pada Tuhan atas segala berkat dan karunia-Nya, meski dirinya tengah dirundung masalah. Inilah pesan tersirat dari perayaan Hari Raya Persembahan di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjung Sekar Malang, pada Minggu (11/5), yang bertema “Persembahanku Wujud Sukacitaku Atas Karunia-Nya.”

“Sesuai dengan tema kali ini, gereja mengajak warga jemaat untuk berefleksi agar menyadari segala karunia-Nya dalam hidupnya, sehingga mereka dapat selalu bersuka cita,” terang Pendeta GKJW Tunjung Sekar Retnosari, MTh. “Dan suka cita itu diwujudkan dalam bentuk kekuatan kita dalam berpengharapan pada Tuhan, seperti itu.”

Menurut Pendeta Retnosari, satu hal paling mendasar yang menjadi alasan mengapa warga jemaat harus bersyukur adalah karena sudah mendapat keselamatan, penebusan dosa dan hidup baru setelah perayaan Paskah. Selama peringatan Paskah, umat Kristen memperingati wafat dan kebangkitan Yesus.

“Karena sudah mendapat keselamatan, maka warga jemaat harus bersyukur kepada Tuhan, apapun keadaan yang tengah dialaminya. Walaupun seseorang mengalami masalah dalam hidupnya, hal itu sebaiknya tidak menghalangi dia untuk bersuka cita. Karena dalam situasi seperti itu kekuatan dan penyertaan Tuhan tetap ada,” tambah Pendeta Retnosari.


(Pdt. Retnosari,MTh dari GKJW Tunjung Sekar memberikan hadiah kepada Stan bazar terbaik)

Sementara itu Ignasia Henny Susanti, Ketua Panitia Hari Raya Persembahan 1 GKJW Tunjung Sekar Malang menambahkan, Hari Raya Persembahan biasanya digelar dua kali dalam setahun, dan perayaan kali ini adalah yang pertama. Selama satu bulan, warga jemaat dipersilakan mempersiapkan pethingan, persembahan dalam bentuk uang yang disisihkan seluruh anggota keluarga berapa pun jumlahnya sebagai simbolisasi rasa syukur mereka kepada Tuhan.

Aktivitas yang disebut di atas masuk dalam rangkaian perayaan Hari Raya Persembahan, selain menghadiri kebaktian khusus untuk hari raya yang juga disebut unduh-unduh.

“Gereja juga mengadakan bazar untuk mengakomodir produk dan potensi para jemaat untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Mengingat antusiasme yang cukup membludak, kami mengadakan bazar dalam tiga sesi, yaitu sesi 1 27 April, sesi 2 4 Mei, dan saat ini masuk sesi 3 atau terakhir tanggal 11 Mei,” tutup Ketua Panitia yang cukup enerjik itu. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top