Jurnalismalang – Sebagai upaya mempererat kerjasama dengan pemerintah daerah, Universitas Brawijaya melalui Unit Aktivitas Tari dan Karawitan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Melalui agenda rutin awal tahun “Murwa Niti Darma”, Reyog Brawijaya bekerja sama dengan Pemkab Ponorogo untuk satu tahun kedepan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Denny Widhyanuriyawan, S.T., M.T. selaku Pembina Reyog Brawijaya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Kepala Dinas Kebudayaan Ponorogo serta Dr. Sasmito Kepala Sekolah SMAN 3 Ponorogo beserta komite sekolah.
“Murwa Niti Darma” atau dalam bahasa indonesia dapat diartikan memulai kegiatan atau pekerjaan yang mulia, merupakan acara rutin Reyog Brawijaya yang diadakan diawal tahun.
Dalam kesempatan ini, Denny mengatakan Reyog Brawijaya berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan reyog sendiri.
“Sejak eksis dari tahun 2011 hingga saat ini, dalam perjalananya Reyog Brawijaya selalu memberikan sumbangsih nyata dalam ranah pelestarian dan pengembangan Reyog Ponorogo sendiri.
Terbukti, dalam mengikuti kompetisi Festival Nasional Reyog Ponorogo pada tahun pertama 2013 mendapatkan peringkat 7 tetapi dengan kegigihan dan komitmen tinggi pada tahun berikutnya, kita mendapatkan Peringkat 2 (2015-2016) sebanyak dua kali dan pada tahun 2017 Reyog Brawijaya mampu merebut Juara Umum FRN dan mampu mempertahankannya sampai 2019 sekaligus menobatkan Reyog Brawijaya sebagai juara bertahan FNRP dan berhak memboyong Piala Presiden RI ke Universitas Brawijaya.
“Kami kembali lagi pada tahun kemarin 2023 dan berhasil merebut kembali Juara Umum Festival Nasional Reyog Ponorogo tahun 2024,” katanya.
Ia juga menyebut eksistensi ini tidak hanya di skala nasional tapi juga di tingkat internasional.
“Hal ini selaras dengan visi misi UB menjadi universitas bereputasi internasional, salah satunya melalui seni budaya Reyog Brawijaya.
Terbukti Reyog Brawijaya melalui duta budaya dan diundang untuk perform/pentas kehormatan di Antananarivo Madagascar pada tahun 2019, dan pada tahun kemarin 2023 Reyog Brawijaya juga diminta untuk perform di Thailand.
Tidak hanya perform saja, dalam misi pengembangan dan pelestarian Reyog Brawijaya pasti juga melakukan promosi serta membuat workshop tari dan musik Reyog Ponorogo di negara yang dituju, ini membuktikan keseriusan Universitas Brawijaya dalam pelestarian dan pengembangan Reyog Ponorogo tidak main-main,”katanya.
Apresiasi positif juga diberikan oleh Bupati Ponorogo dalam acara tersebut. Pria yang akrab disapa Kang Sugiri ini mendukung langkah UB dalam pengembangan Reyog Ponorogo.
“Harapannya semoga kedepan lintas Universitas semakin banyak yang mempunyai Reyog, sehingga semakin banyak juga insan akademis yang peduli terhadap kelangsungan seni khususnya Reyog Ponorogo. Beliau juga memberikan semangat kepada tim untuk tidak bosan bosanya berproes dan berprogres dalam berkesenian”, ujarnya.
Acara ini ditutup dengan pemotongan tumpeng dan pemukulan gong oleh Bupati Ponorogo dan pembina Reyog Brawijaya yang menandakan dimulainya kegiatan/pekerjaan yang mulia Reyog Brawijaya untuk satu tahun kedepan. (DnD)