Jurnalismalang.com – Sebanyak 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat seperti Mahasiswa, BEM dan DPM Fakultas, Anggota Kepolisian, Difabel, LBH dan Jurnalis se-Malang Raya, mengikuti Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilu 2024 bertema “Pendidikan Pemilih Untuk Meningkatkan Kesadaran Pemilih Untuk Menggunakan Hak Pilih”, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, di Ruangan Mimbar Demokrasi Gedung C Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada Senin (11/12/2023).
Rochani, Anggota KPU Jawa Timur menyampaikan, acara tersebut dilaksanakan untuk menjangkau jejaring sosialisasi agar lebih luas sekaligus menangkap peluang, dimana kantong-kantong pemilih pemula atau pemilih muda itu ada, salah satunya di lingkungan Perguruan Tinggi.
“Jadi struktur DPT kita secara Nasional, sebagian besar didominasi oleh pemilih di usia atau kelompok umur kurang dari empat puluh tahun, antara tujuh belas sampai empat puluh tahun atau orang menyebutnya gen-z dan generasi millenial, tapi mereka kan belum tentu sebagai pemilih pemula, bisa jadi yang sudah empat puluh tahun sudah dua tiga kali menggunakan hak pilihnya. Struktur pemilih ini penting untuk melihat strategi pemilih,” terangnya.
Menurutnya, aktivitas kepemiluan yakni sosialisasi maupun perlakuan terhadap pemilih, menyesuaikan dengan segmentasi mereka, dimana pemilih muda adalah entitas yang sangat familiar dengan media sosial dan IT.
“Karena pemilih muda sangat familiar dengan medsos dan IT, maka terobosan ke arah sana itu penting kita lakukan. Salah satunya kerjasama dengan Kampus, nonton bareng dan sebagainya,” sambungnya.
(Rochani, Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur saat memberikan sosialisasi di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang)
Sementara itu, Ketua Pelaksana Acara dari Rumah Keadilan dan PPOTODA, Luna Dezeana Ticoalu mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak fenomena politik dan hukum yang terjadi di lapangan, terkait masih banyaknya mahasiswa terutama Generasi Z (Gen-Z) yang tidak mempercayakan Pemerintah, sehingga perlu adanya sosialisasi kesadaran berpolitik.
“Jadi ini kami buat untuk teman-teman, agar bisa meningkatkan kesadaran berpolitiknya. Kalau misalnya kita lihat, agar masyarakat dan juga mahasiswa ini bisa paham, mengapa penting untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilu 2024 nanti,” katanya.
Sebagai bentuk persiapan sebelum penyelenggaraan Pemilu pada Februari 2024 nanti, pihaknya menggelar banyak acara serupa, untuk bisa meningkatkan hak berpolitik masyarakat dan mahasiswa, dan juga untuk memberikan gambaran Pemilu, mulai dari tahapan Pemilu, tata cara pencoblosan, serta nama partai yang bergabung, khususnya bagi mereka pemilih pemula, yang mendominasi pada Pemilu 2024.
“Biar kita bisa memberikan pengetahuan dan wawasan untuk masyarakat, terutama tahun ini yang didominasi pemilih pemula, agar mereka bisa tahu, bisa sadar bagaimana cara memilih yang benar di tahun 2024 nanti,” sambungnya.
Pihaknya pun berharap banyak masyarakat dan juga pemilih pemula, memahami bagaimana tata cara Pemilu, namun sosialisasi dan pemberian informasi terkait Pemilu tetap akan terus dilakukan, agar jangkauannya lebih luas lagi dan tidak hanya di lingkungan Kampus dan Sekolah. (DnD)