Jurnalismalang.com – Bertempat di Gedung Samantha Krida, pada 8-10 Oktober 2025, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB-UB) Malang menggelar “The 71st TEFLIN ( Teaching English as a Foreign Language in Indonesia) International Conference” , yang diikuti sebanyak 640 peserta dari berbagai negara, dan dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa TEFLIN merupakan seminar yang sangat penting, yang juga berkaitan dengan kebijakan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dimana mulai tahun 2027 mendatang, mata pelajaran Bahasa Inggris akan mulai diajarkan pada siswa kelas 3 SD.
“Untuk itu diperlukan lebih banyak lagi guru untuk mengajar Bahasa Inggris, baik mereka yang berasal dari lulusan bahasa inggris atau dari bidang studi lain, yang akan mendapatkan pelatihan pembelajaran bahasa inggris,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa program tersebut juga sangat penting, terutama untuk memberikan pengayaan bagi para guru yang sudah mengajar bahasa inggris, untuk diintegrasikan dalam melaksanakan deep learning.
“Bagaimana deep learning dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa inggris, baik di sekolah maupun perguruan tinggi” lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UB Malang, Prof. Widodo, menyambut positif kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), soal rencana memperkuat pengajaran bahasa Inggris sejak jenjang SD, dimana menurutnya, kebijakan tersebut merupakan langkah strategis, untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia, agar mampu bersaing dan berperan aktif di tingkat global.
“Kita senang sekali Pak Menteri hadir, dan diantara program beliau adalah memberikan pendidikan bahasa Inggris mulai SD. Ini gerakan yang sangat bagus sekali, karena Bangsa Indonesia punya banyak ide dan local wisdom, tapi tidak bisa didistribusikan untuk global karena keterbatasan bahasa,” ujarnya.

Ia melanjutkan, UB Malang siap berkontribusi melalui program studi bahasa Inggris dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang salah satunya adalah program upgrading bagi para guru bahasa inggris yang akan dikirim ke sejumlah SD.
“UB tentu akan sangat senang untuk membantu program-program pemerintah, termasuk dalam peningkatan kapasitas guru bahasa Inggris. Untuk itu, program pengabdian masyarakat kami bisa diterjunkan ke sekolah-sekolah dasar untuk mendukung pengajaran bahasa Inggris di tingkat awal,” sambungnya.
Ketua panitia pelaksana, Prof. Dr. Zuliati Rohmah mengatakan, tema besar yang diangkat dalam International Conference tersebut, yakni soal pembelajaran mendalam (deep learning) dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan, dipilih karena relevan dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang menekankan pentingnya pembelajaran bermakna di era digital.
“Tema yang kita ambil itu memang terkait kebijakan kementrian, apa saja benefit dan tantangannya, serta bagaimana guru nanti menyikapi penggunaan AI di lapangan. Apakah critical thinking itu juga perlu digunakan, dan bagaimana menggunakannya dan lain sebagainya,” jelasnya.
Soal kesiapan UB Malang untuk implementasi deep learning, Prof. Dr. Zuliati melanjutkan bahwa FIB UB Malang mempersiapkan para guru, melalui program workshop terkait deep learning, dan penilaian atau assesmentnya kepada para guru tersebut.
“Kemarin kita melaksanakan webinar series, yang digabungkan dengan offline workshop juga. Karena kadang kalau hanya webinar, guru belum paham betul, karena kaitannya dengan aplikasi AI, yang harus ketemu juga,” lanjutnya.(DnD)