Jurnalismalang – Gunung Semeru, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), senantiasa menarik minat ratusan pendaki tiap hari untuk menaklukkan puncaknya. Untuk meningkatkan kenyamanan, peningkatan fasilitas terus dilakukan.
“Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan pendakian,” kata Kepala Balai TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha di sela-sela acara pemberangkatan Tim Aksi Kolaborasi Green Energy di ITN Malang, Jumat (7/2).
“Mengingat Ranu Kumbolo adalah _basecamp_ kedua setelah Ranu Pane, maka banyak orang berkumpul di situ dan perlu didukung fasilitas,” tambahnya.
Menurut Rudijanta, beberapa di antara fasilitas tersebut adalah _shelter_, mushola, toilet, dan tentunya air. Sebelumnya, para pendaki yang membutuhkan air mengambil langsung dari danau Ranu Kumbolo. Karena cara ini dinilai kurang baik, maka air danau dialirkan ke bak penampungan.
“Awalnya, air dialirkan menggunakan genset atas prakarsa teman-teman Gimbal Alas Indonesia,” papar Rudijanta. “Tapi setelah itu kami menyadari cara itu tidak _sustain_, makanya teman-teman dari ITN Malang menginisiasi pembangunan PLTS.”
Listrik yang dihasilkan dari PLTS nantinya akan digunakan untuk mengalirkan air ke toilet dan dapat digunakan para pendaki untuk mengisi daya peralatan mereka. Selain itu, PLTS direncanakan menjadi pendukung bagi sistem pemantauan pengunjung sebagai upaya menjaga keselamatan.
Pihak TNBTS sudah memasang CCTV di Ranu Kumbolo dan sekitarnya sebagai bagian dari pemantauan pengunjung. PLTS yang diprakarsai oleh Aksi Kolaborasi antara Tim ITN Malang, Forum Silaturahmi Mapala Malang Raya, Gimbal Alas Indonesia, dan Himakpa, diharapkan dapat mendukung pelaksanaannya di lapangan. (DnD)