UB Malang Pastikan Kuota SNBP Tahun 2025 Tak Mengalami Perubahan

Jurnalismalang.com – Universitas Brawijaya (UB) Malang memastikan bahwa kuota Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Tahun 2025 tetap sama dengan tahun sebelumnya, yakni 20% dari total daya tampung, sementara 30% kuota dialokasikan untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan 50% melalui jalur mandiri.

Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik UB Malang, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP.

Ia menyampaikan bahwa dengan total daya tampung mencapai sekitar 17.000 – an mahasiswa, maka kuota SNBP UB Malang berkisar 3.000 – an kursi, dan pelaksanaannya dipastikan berjalan lancar serta sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan, meski ditemukan beberapa peserta yang belum berhasil melakukan finalisasi.

“Berproses dan berjalan lancar, seluruh tahapan berjalan dengan baik. Memang ada beberapa yang tidak berhasil finalisasi, sementara yang lainnya masih dalam proses,” jelasnya kepada rekan media, pada Rabu (5/2/2025).

Ia pun menjelaskan, meski tidak ada kategori IPA dan IPS untuk peserta didik yang lulus dari Kurikulum Merdeka, namun hal tersebut dipastikan tidak berpengaruh besar terhadap peluang calon mahasiswa, dan terkait adanya sekolah yang terlambat input hingga membuat siswanya tidak bisa terdaftar dalam seleksi SNBP, Prof. Imam menyampaikan bahwa ada beberapa sekolah yang terlambat registrasi untuk mendaftarkan SNBP, namun jumlahnya tidak banyak.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, jumlah yang tidak melalukan registrasi ya meningkat. Nah ini kan kalau dibilang tidak tahu caranya, ya sistem pendaftaran ini selalu sama setiap tahunnya. Mungkin gurunya lupa untuk input atau belum diklik selesai jadi masih belum terproses,” sambungnya.

Tak lupa, Prof. Imam pun memberikan tips kepada calon mahasiswa, agar peluang mereka untuk diterima di UB semakin besar, yakni dengan mengoptimalkan kesempatan melalui jalur prestasi, serta jeli dalam menganalisis peluang di setiap program studi.

“Pilih program studi yang sesuai dengan capaian akademik dan non-akademik. Nilai rapor, indeks sekolah, dan prestasi harus dipertimbangkan dalam memilih prodi tertentu,” tandasnya.(DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top