(Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani saat memberikan tanggapan pentingnya sejarah DPRD Kota Malang)
Jurnalismalang.com – Para pegiat sejarah di Kota Malang bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispussipda), menelusuri sejarah pendirian dan hari lahir Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kota Malang, untuk mengedukasi masyarakat terkait mana yang lahir lebih dulu, antara DPRD Kota Malang dan DPRD Kabupaten Malang.
Hal tersebut disampaikan Tim Penyusun Buku Historiografi Parlemen Kota Malang, Maria Carmela Nur Indri Hariani, dalam Forum Grup Discussion (FGD), pada Kamis (26/11/2023).
Menurutnya, melalui FGD yang sudah digelar sebanyak 3 kali, terdapat beberapa dokumen sejarah yang akan digunakan untuk menentukan hari lahir DPRD Kota Malang.
“Karena kalau dari sejarahnya, DPRD Kota Malang sudah menjalani 15 periode kepemimpinan, kami sedang merunutkan masa penjajahan Jepang, Proklamasi, revolusi perang kemerdekaan, periode orde lama, orde baru, periode reformasi atau sepanjang 1942 sampai 2023,” terangnya.
Dijelaskannya bahwa penelusuran hari lahir DPRD tersebut merupakan yang pertama di Malang Raya, dimana pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, dalam hal penentuan dan pengesahan perjalanan sejarah DPRD Kota Malang.
“Nanti kalau sudah kita tentukan, sudah tidak ada lagi yang protes, dan FGD terakhir hasil kita sampaikan di DPRD Kota Malang dan yang menetapkan antara eksekutif ataupun legislatif. Kepentingannya untuk mengetahui arsip sejarah kan perlu mengamankan benar-benar memori sejarah yang harus kita ketahui bersama dan dibagikan ke masyarakat,” sambungnya.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani menyampaikan bahwa penelusuran terkait sejarah DPRD Kota Malang menjadi penting untuk dilakukan, karena menjadi catatan warisan sejarah, tentang kiprah dan perjalanan dari masa ke masa.
“Mudah-mudahan di manuskrip ini dapat muncul, mungkin ada peristiwa apa yang menjadi titik balik perubahan kita. Jadi kita mempelajari sejarah biar nanti kedepannya kita bisa menjadi lembaga yang lebih baik, berkaca kepada semua yang sudah tertulis di manuskrip,” terang Amithya. (DnD)