Jurnalismalang – ITN Malang akan menggelar wisuda ke 68, dimana wisuda kali ini akan menggunakan metode luring atau offline untuk pertama kalinya, pada hari Sabtu (15/10/2022) setelah selama ini menggunakan metode wisuda secara online by zoom akibat PPKM dan juga pandemi yang ketat.
Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, Rektor ITN Malang mengatakan, kali ini pandemi sudah memasuki level 1, sehingga ITN Malang berani melaksanakan wisuda luring di Kampus 2 yang diikuti oleh 575 wisudawan dengan didampingi kedua orang tuanya.
“Untuk kali ini banyak wisudawan yang cumlaude dan memiliki IPK diatas 3.5, tentu ini menjadi keberhasilan dosen dalam memberikan Tri Dharma saat proses pembelajaran, sehingga mahasiswa mudah menyerap materi dan ujian mendapatkan nilai yang terbaik”
“Selain memberikan ijazah, kami juga lampirkan Surat Pendamping Ijazah yang berisi kompetensi mahasiswa diluar kurikulum akademik, seperti workshop, mengikuti seminar atau meraih kejuaraan di bidang olahraga yang digemari,” ungkap Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE saat ditemui diruang kerjanya.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, industri saat ini terus berjalan, proyek pemerintahan juga terus beroperasi, untuk itu dirinya selalu memberikan semangat kepada mahasiswanya agar berani bekerja di luar Jawa, seperti di Sulawesi dan Kalimantan yang memiliki industri pertambangan dan membutuhkan tenaga kerja.
“Beberapa bulan lalu saya ke Sulawesi dan Kalimantan, banyak tambang Nikel yang membutuhkan tenaga kerja, sehingga ini merupakan peluang bagi ITN Malang untuk mengirimkan lulusannya bekerja disana. Hanya butuh tekad dan skill untuk sukses diluar Jawa, karena saat ini banyak mahasiswa yang setelah lulus memilih menunggu mencari kerja di Jawa, padahal peluang kesuksesan terbuka lebar di luar pulau Jawa,” pungkas Rektor ITN Malang itu.
Sementara itu terdapat lulusan terbaik ITN Malang yang sempat bertemu dengan awak media, Kamis (13/10/2022), seperti Nicodimus Wijanarko yang mengambil judul skripsi Perancangan Superblok di Kota Malang dengan metode Arsitektur High-Tech yang belum pernah ada di Kota Malang. Pengembangan kawasan berkonsep one stop living untuk mewadahi keinginan masyarakat dalam komersial pendidikan dan hunian yang saat ini terbatas dan mahal.
“Saya mengambil contoh lahan yang dimiliki oleh Hotel Grand Mercure Malang, dimana pembangunan superblok yang dapat saya desain, bisa menciptakan bangunan yang cukup tinggi yang berisi Mall, hunian dan bangunan kosong yang dapat disewakan untuk tempat pendidikan. Selain itu ada akses untuk parkir untuk hunian, sehingga tidak terjadi kemacetan bercampur dengan pengunjung hotel dan banyak kemudahan lainnya dalam smart system technologi yang ditawarkan,” ungkap Nicodimus dari jurusan Arsitektur ITN Malang.
Ada juga Muhammad Alfian Fauzannova dari Teknik Industri D-3 yang membuat Rancang Bangun Mesin Pencacah dan Pengolah Pembuatan Pakan Ayam dan Bebek dengan pendekatan Ergonomi, dimana Alfian membantu salah satu peternak bebek di daerah Lawang Kabupaten Malang dalam membuat pakan ternak yang selama ini dibuat secara manual, kini menggunakan mesin pengaduk untuk mempermudah proses pembuatannya.
“Dengan menggunakan mesin yang sederhana, saya dapat meringankan kerja dari peternak dalam membuat olahan pakan ternak dengan memperhatikan Antropometri operator, sehingga peternak tidak mengalami sakit punggung atau bungkuk, akibat kelamaan mengaduk pakan ternak secara tradisional untuk 30 ekor bebeknya setiap hari,” papar Alfian.
Masih banyak lagi hasil skripsi dari lulusan terbaik ITN Malang yang disampaikan, dimana mereka sangat antusias untuk mengikuti wisuda yang akan digelar akhir pekan nanti secara onsite untuk pertama kalinya dengan disaksikan kedua orang tuanya. (DnD)