Jurnalismalang – Riang, ceria dan sedikit manja tingkah Hizaam di pangkuan orangtuanya, itulah keseharian Hizaam (5), bocah asal Dusun Bengkaras, Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Anak yang berusia belia itu tidak bisa menikmati hidup layaknya anak-anak normal seusianya, akibat penyakit mata yang menimpa anak pasangan Agus Mualimin dan Nova Udi Juwitasari, yang seharinya bekerja sebagai buruh tani serabutan.
Kepada awak media, Yanti dan Syaikur, bibi dan paman Hizaam, menuturkan Hizaam sejak lahir memang sudah mengalami sakit pada matanya dan mereka berharap ada uluran tangan dari pemerintah atau orang yang dermawan.
Akhir-ahir ini Hizaam mengalami pendarahan pada matanya saat menangis, sehingga membuat kedua orang tuanya selalu bersedih dan hanya bisa melakukan pengobatan tradisional maupun medis.
“Sudah saya obatkan kemana-mana, tapi kondisi mata Hizaam tidak kunjung membaik,” ungkap Yanti, bibi Hizaam.
Hal yang memprihatinkan, akhir-akhir ini Hizaam sering menangis dan meneteskan “air mata” darah dari dua matanya, kondisi tersebut membuat orangtuanya membawa Hizaam ke rumah sakit dengan bekal biaya yang pas-pasan.
“Dari mana kami dapat uang cukup untuk biaya berobat Hizaam. Kami berharap ada perhatian dari pihak-pihak yang ada rezeki lebih,” harap bibi bocah malang itu. (DnD)