Jurnalismalang — Karang Taruna Kota Batu, Tagana Kota Batu dan Dinas Sosial Kota Batu memiliki cara tersendiri dalam memperingati HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional) dengan melakukan aksi bedah kamar pada Sabtu (15/12) di Kecamatan Bumiaji dan Rabu (18/12) di Kecamatan Junrejo, bantuan itu tertuju bagi warga Kota Batu yang di rasa layak mendapatkan bantuan tersebut, hanya saja fakta di lapangan berkata beda, sedianya hanya bedah kamar akhirnya mau tidak mau harus bedah rumah karena kondisi bangunan yang melebihi kata prihatin.
Sebut saja rumah yang menjadi tempat tinggal Mbah Lasiem (80) dari tahun 1953 perempuan renta itu tinggal di rumah yang full terbangun dari kayu dengan tembok anyaman bambu, masih memakai tungku untuk memasak dan ranjang reot yang jelas tidak layak untuk seorang lansia. Suaminya telah meninggal belasan tahun yang lalu, tidak memiliki anak, hidup dari pemberian para tetangga bahkan tempat tinggalnya pun merupakan pemberian warga setempat yang biasa dipanggil Pak Supar.
Koordinator aksi bedah kamar di rumah Mbah Las langsung di handle oleh Ketua Karang Taruna Kota Heli Suyanto mengatakan jika alokasi dari Dinas Sosial per rumah dianggarkan 5 juta rupiah, namun dengan kondisi tidak layaknya bangunan maka secara sukarela anggota Karang Taruna dan Tagana berinisiatif melakukan patungan seadanya, setidaknya ada dana tambahan untuk melengkapi bahan material bangunan yang harus disediakan.
“Saya pribadi tidak tega jika hanya membedah kamar saja, kami faham benar dana dari dinsos tidak cukup untuk bedah rumah, tetapi kami tidak mau setengah setengah dalam membantu orang, dan akhirnya semua sukarelawan dari Karang Taruna dan Tagana sontak mengeluarkan dana pribadi seikhlasnya, semoga ini cukup,” papar pria yang juga anggota DPRD Kota Batu dari Fraksi Gerindra itu.
Senada dengan yang dilakukan relawan Karang Taruna dan Tagana di Dusun Lemah Putih Desa Sumber Brantas, demikian pula terjadi di rumah Ibu Sumarmi (63) warga RT 05 RW 03 Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Walaupun tergolong bangunan yang masih layak huni tidak separah rumah Mbok Las, namun kisah hidup penghuni rumah ini begitu tragis.
Perempuan lanjut usia tersebut hidup sendiri selama puluhan tahun sejak suaminya meninggal, dua anaknya semua mengalami gangguan jiwa, satu diantaranya bahkan sudah tidak lagi diketahui dimana rimbanya, satu anak yang masih tersisa terkadang pulang tetapi lebih sering berkeliling kampung tanpa tujuan, tak jarang saat pulang ia merusak apa saja yang ada dirumah. Sementara Ibu Sumiati juga seorang penderitaa gangguan jiwa ringan, saat sedang normal perangainya wajar seperti kebanyakan orang, namun saat kambuh tindakanya juga sering diluar nalar.
Ahmad Bisri, Sekretaris Karang Taruna Kota Batu yang juga koordinator aksi bedah kamar dilokasi kedua ini mengatakan jika sebagian besar eksekusi dilakukan berupa perbaikan lantai rumah, asbes yang parah kerusakanya juga pengecatan untuk tembok, pintu dan jendela diseluruh rumah dan membelikan beberapa perabot rumah tangga yang layak untuk perempuan paruh baya itu.
“Kami iba dengan kondisi beliau saat ini, sudah tua namun hidup sebatang kara, saya menyadari bantuan kami ini tidak cukup mengurangi penderitaan beliau, setidaknya hal kecil kami pagi ini adalah bentuk bahwa pemuda belum mati hati nuraninya, dan akan selalu bebrbuat dengan kemampuan yang kami bisa,” ujarnya dengan mata berkaca kaca. (Doi/DnD)