Jurnalismalang – ITN Malang sepertinya tak pernah lelah untuk meraih prestasi, terbukti pada Sabtu 17 November 2018 kemarin, tim dari Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin ITN Malang, berhasil menjadi juara 1 Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2018, Kategori Fuel Engine Remote Control, yang diselenggarakan di Pantai Camplong Sampang Madura oleh Politeknik Negeri Madura.
Bambang Hermanto, Mahasiswa ITN asal Lombok mengaku tim ITN Malang selalu merajai event tahunan yang telah digelar selama dua kali itu, meski dalam setiap kompetisi selalu memiliki kategori atau peraturan yang berbeda, tapi tim yang bernama Uber Alles Roboboat Team itu selalu berhasil menyingkirkan lawan-lawannya dalam bidang prestasi.
“Untuk kategori kali ini yaitu Fuel Engine dan Drag Race, kapal harus memiliki panjang 95 centimeter dengan mesin 30 cc berjenis 2 tak, dipersiapkan oleh Uber Alles Roboboat Team hanya dalam waktu beberapa minggu, karena Dikti menyampaikan pengumuman tanggal 8 November, untuk penyelenggaraan lomba di tanggal 17 November. Jika ditanya kendala saat lomba, tim ITN Malang sudah tidak memiliki kendala, karena setiba dilokasi, tim ini sudah siap untuk race dan tidak seperti tim dari universitas lain, yang masih sibuk bongkar pasang mesin atau kapal,” ungkap mahasiswa yang menjadi Manajer Tim Teknik Mesin dan Elektro ITN Malang.
Menariknya, dari 45 peserta yang ikut hanya Tim ITN Malang yang berhasil menyelesaikan lomba sampai finish, bahkan rute Fuel Engine berupa mengitari 10 bola rintangan, bisa dilewati oleh tim ITN Malang sebanyak tiga kali, sedangkan seluruh peserta lain gagal menyelesaikan kompetisi, karena kapal ada yang mesinnya mogok atau macet ditengah jalan.
Sementara itu Ananda Putra Dermawan, mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2016 yang menjabat sebagai teknisi kapal, mengaku persiapan hanya dua minggu dan menghabiskan dana mencapai Rp.45 juta untuk riset dan membuat kapal yang cocok.
“Dalam kompetisi ini, kita datang sudah siap tanding dengan membawa dua mesin cadangan siap pakai, bahan bakar bensin campur dan sehari jelang lomba, kami sempat berangkat ke Bali untuk mencoba kapal kami disalah satu bendungan yang ada di Bali, kebetulan ada alumni ITN yang tinggal disana dan mengijinkan latihan sebentar di bendungan, sebelum mengikuti kompetisi di Madura,” jelas Teknisi yang cerdas itu.
Matheus Benyamin Lada, Driver Kapal Cepat Tak Berawak mengaku lokasi kompetisi sangat sulit, karena saat itu bertanding di pantai yang memiliki ombak cukup besar untuk kapal seukuran 95 centimeter, ditambah lagi kondisi air laut yang sedang surut sehingga sulit bagi dirinya melakukan manuver melewati rintangan 10 bola.
“Karena ITN Malang tidak ada pesaing karena semua kapal lawan mengalami kerusakan ditengah perjalanan, maka laju kapal tidak terlalu saya pacu kencang, yang penting kapal bisa selamat sampai finish dan kapal disiapkan lagi untuk ikut kompetisi Drag Race. Puji Tuhan kedua kompetisi itu dimenangkan oleh ITN Malang, dimana untuk kompetisi Drag sepanjang 100 meter dapat ditempuh dalam waktu 22 detik,” pungkas mahasiswa asal Maumere NTT itu.
Sementara itu Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT.,mengaku bangga atas prestasi mahasiswa didiknya yang membawa nama ITN Malang kembali juara tingkat Nasional dalam Kompetisi Kapal Cepat Tak Berawak dan diharapkan akan ada regenerasi, sehingga mahasiswa baru ITN Malang dapat meneruskan tradisi juara kakak tingkatnya.
“Apresiasi jelas ada dan sudah ada aturannya untuk mahasiswa yang berprestasi, salah satunya yaitu pembebasan uang SPP dan beberapa hadiah lainnya. Saya harap inovasi terus dilakukan oleh mahasiswa ITN Malang, beberapa diantaranya mengikuti lomba mobil hemat energi dan pesawat tanpa awak yang menempatkan ITN Malang pada urutan kelima tingkat nasional dari 4 universitas diatas ITN, semua Perguruan Tinggi Negeri dan hanya ITN yang merupakan kampus swasta dan berhasil masuk nominasi dari puluhan universitas yang mengikuti kompetisi,” tegas Rektor ITN Malang dengan bangga. (DnD)