Jurnalismalang – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terus menggencarkan programnya untuk menciptakan lulusan yang siap untuk terjun ke dunia kerja, sehingga sebelum atau sesudah wisuda lulusan dari ITN tidak menjadi pengangguran, tapi sudah diterima di beberapa perusahaan.
Menurut Cakra Nagara, ST, MT, ME Kepala Balai PTK (Penerapan Teknologi Konstruksi) Kementerian PUPR) Republik Indonesia, saat ini seluruh mahasiswa, dosen, kontraktor dan konsultan, bingung saat ditanya mengenai standard kompetensi di bidang konstruksi, karena selama ini belum ada patokan standard yang digunakan sebagai acuan dalam pengerjaan konstruksi.
“Untuk itu, Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementrian PUPR RI menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Nasional Malang, untuk mengenalkan standard dibidang konstruksi dan melakukan pembekalan bagi mahasiswa Teknil Sipil dan Perencanaan ITN agar saat lulus nanti, sudah memiliki sertifikat yang dapat digunakan untuk kredit poin dalam melamar pekerjaan,” ungkap Cakra Nagara saat ditemui di Aula ITN Malang, disela memberikan pemahaman tentang Sistim Informasi Belajar Intensif Mandiri (SIBIMA) di bidang konstruksi.
Selain itu, banyaknya mahasiswa lulusan teknik yang bekerja di perbankan atau berprofesi diluar teknik, juga menjadi alasan Kementrian PUPR untuk mendorong lulusan teknik dalam menggunakan ilmu yang pernah didapatkan, agar turut membantu program pemerintah dalam membangun jalan dan jembatan sesuai standard konstruksi yang kokoh dan tidak mudah rusak setelah dibangun.
“Nantinya mahasiswa ITN akan mendapatkan Distance Learning atau proses pembelajaran selama satu tahun, sebelum mereka mengikuti ujian online bersama mahasiswa dan dosen se Indonesia, untuk mendapatkan Sertifikasi Kompetensi Ahli (SKA) yang dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping (SKP) Ijazah saat diwisuda,” tambah Cakra Nagara mengakhiri sesi wawancara.
Menanggapi hal itu Dr Ir Nusa Sebayang, MT Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang mengungkapkan, program yang harus diraih oleh ITN Malang adalah menciptakan lulusan siap pakai, bukan hanya sekedar lulus yang akhirnya menjadi pengangguran, tapi lulusan yang siap bekerja.
“Kegiatan kerjasama dengan Kementrian PUPR ini, disambut baik oleh ITN Malang karena bisa membantu lulusan ITN untuk bisa cepat mendapatkan pekerjaan. Selain itu, perubahan perundang-undangan dibidang konstruksi yang mewajibkan tenaga ahli memiliki sertifikat, juga menjadi bagian dari ITN Malang untuk membekali lulusannya, agar tidak hanya memiliki sertifikat tetapi memiliki Sertifikasi Kompetensi Ahli (SKA) Muda,” pungkas Dr Ir Nusa Sebayang yang ikut mendampingi mahasiswa ITN dalam Distance Learning SIBIMA. (DnD)