Malang – Sebagaimana diketahui, tahun 2018 telah ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan tema: “Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”, dengan anggaran yang telah disiapkan Pemerintah sebesar Rp. 5.500 Triliun, tentu banyak hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan infrastruktur yang berkualitas, seperti Tenaga Ahli, pemasok bahan bangunan atau material, pemasok peralatan konstruksi, pemasok badan usaha jasa konstruksi, dan usaha pemasok tenaga kerja konstruksi.
Kepala Balai Penerangan Teknologi Konstruksi (PTK) Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR RI, PTK Cakra Nagara ST, MT, ME. mengungkapkan, saat ini Indonesia berada di rangking keempat Asia di bidang konstruksi infrastruktur, setelah China, India, dan Jepang. Sehingga kebutuhan infrastruktur naik 3 sampai 4 kali lipat yang membutuhkan 40 hingga 60 ribu tenaga ahli.
“Data yang kami dapat, baru 500 ribu tenaga ahli yang telah mengantongi sertifikat keahlian, padahal untuk menyukseskan program pemerintah dalam membangun infrastruktur, membutuhkan sekitar tujuh juta lebih tenaga ahli yang wajib bersertifikat, ” ungkap Cakra Nagara.
Untuk mempercepat dalam mendapatkan tenaga ahli yang bersertifikat, maka pemerintah lewat Balai PTK melakukan road show ke beberapa Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia, untuk mensosialisasikan dan melakukan pendampingan layanan distance learning Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri (SIBIMA) Kontruksi dan seminar Teknologi Konstruksi, di Aula ITN I Malang, Kamis (01/02/2018).
“Kendala yang selalu dihadapi adalah, saat mahasiswa teknik lulus dan mencari pekerjaan, selalu gagal dalam proses wawancara, karena tidak bisa menjawab saat ditanya pengalaman, sertifikasi keahlian dan ingin ditempatkan di bidang apa dalam sebuah perusahaan. Untuk itu, Sibima diharapkan dapat menjadi solusi bagi semua lulusan dari mahasiswa teknik, baik yang telah mendapat IPK tinggi atau tidak, wajib memiliki sertifikat keahlian,” jelasnya usai membuka acara seminar di ITN Malang.
Sementara itu Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang menambahkan, peluang yang diberikan oleh pemerintah ini harus disambut baik oleh ITN Malang, sehingga kedepan semua lulusan dapat memiliki sertifikat keahlian, yang bisa diakses lewat online baik mulai pembelajaran, ujian hingga sertifikat yang didapatkan.
“Kegiatan ini merupakan program Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat PUPR yang ingin meningkatkan SDM di Indonesia dengan melakukan percepatan sertifikasi dari lulusan Perguruan Tinggi, karena banyak yang belum bersertifikat, salah satunya dengan sosialisasi Sibima proses belajar dengan online. Kedepan, ITN akan meluluskan mahasiswa yang siap untuk proses sertifikasi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, ratusan mahasiswa ITN Malang yang akan lulus, langsung mengikuti seminar Sibima, agar dapat memahami cara mendapatkan sertifikat keahlian dan bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi yang lain, untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang yang ditekuni saat duduk di bangku kuliah. (DnD)