Malang – Pemerintah Kota Malang langsung tanggap atas adanya pemberitaan terkait insiden Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, yang menyetrum siswanya dengan alasan untuk terapi.
Menurut M. Anton, Walikota Malang, pihak kepala sekolah sudah dipanggil untuk dimintai keterangan lebih lanjut, bagaimana tindakan menyetrum siswa untuk terapi kesehatan.
“Kami sudah melakukan pemanggilan melalui Kepala Dinas Pendidikan, terkait kejadian kepala sekolah yang menghukum siswanya dengan setrum. Semua akan diselidiki oleh Dinas Pendidikan dan Pemkot Malang, ” ungkap Anton usai upacara Hari Pendidikan Nasional di Balai Kota Malang.
Anton menambahkan, terapi listrik yang dilakukan kepala sekolah terhadap siswanya itu, tidak pernah dikordinasikan ke Dinas Pendidikan, sehingga terlalu berisiko jika hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan Pemkot Malang dan jika ada efek sampingnya.
“Terapi kesehatan lewat setrum itu mungkin baik maksudnya, tapi karena belum pernah dikomunikasikan kepada Dinas Pendidikan ataupun Pemkot Malang, jadi saya akan memanggil untuk meminta keterangan lebih lanjut, ” tambah Anton, Selasa (3/5/2017).
Sementara itu Zubaidah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang mengaku semua pihak sudah berdamai dan saling memaafkan, jadi sambil proses pemanggilan kepala sekolah, semua proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya dan tidak mengganggu konsentrasi siswa.
“Semua sudah beres, saling memaafkan dan tidak ada gugatan dari orang tua siswa, tapi Pemkot Malang akan tetap memanggil Kepala Sekolah untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sebelumnya, RA salah satu siswa di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya, Tjipto Yhuwono.
Didampingi orang tuanya, Anita, RA mengaku bahwa penyetruman dengan tujuan terapi itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu, bahkan mimisan. Penyetruman itu terjadi pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu.
Menurut RA, ada empat siswa yang disetrum. Selain dirinya, rekannya, MK, MZ, dan MA juga mengalami hal yang sama.
Penyetruman itu dilakukan dengan menggunakan dua papan kecil yang dialiri tegangan listrik. Satu papan untuk tempat siswa dan satu papan lainnya untuk kepala sekolah.
Selama proses penyetruman, kepala sekolah memegang tespen untuk melihat tegangan listrik yang masuk ke tubuh siswa.
Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Tjipto Yhuwono belum bisa dikonfirmasi terkait kasus itu, dengan alasan sedang bertemu Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang. (DnD)