Agroforestri Solusi Atasi Dampak Pertanian Monokultur Perkebunan Kelapa Sawit

Jurnalismalang – Komoditas sawit menjadi andalan sektor pertanian Indonesia, tetapi telah diketahui dapat berdampak buruk pada kesuburan tanah. Hal ini bisa diatasi dengan penerapan agroforestri, atau menanam jenis tanaman lain di antara pepohonan kelapa sawit.

“Penerapan teknik agroforestri akan membantu penyerapan air untuk disimpan dalam tanah ,” jelas Prof. Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D. dalam Konferensi Pers Pengukuhan Profesor Universitas Brawijaya Malang pada Rabu (29/1) ini, menanggapi sifat tanaman kelapa sawit yang cenderung banyak menyerap air dan dapat memicu lahan tandus.

Dalam penelitian agroforestri di Jambi ditemukan bahwa beberapa jenis pohon yang bisa ditanam sebagai penerapan teknik tersebut adalah pohon buah-buahan, seperti pete dan durian. Akar-akar pepohonan jenis lain di perkebunan sawit nantinya juga dapat berfungsi sebagai pembentukan cadangan air di dalam tanah bila musim kemarau tiba.

Menurut Prof. Syahrul, teknik agroforestry juga bermanfaat secara ekonomi. Apabila harga komoditas sedang turun atau terjadi gagal panen, petani kelapa sawit masih bisa mendapat penghasilan dari pepohonan buah-buahan yang ditanamnya di perkebunan sawit.

“Pendampingan petani sawit perlu dilakukan terkait pengelolaan pohon dan tanah sehingga mereka tidak hanya monokultur. Selama ini ‘kan monokultur, sawit ya sawit saja,” jawab Prof. Syahrul saat ditanya awak media mengenai peran pemerintah dalam penerapan teknik agroforestri.

Prof. Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D. akan dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-33 di Fakultas Pertanian bidang Ilmu Manajemen Agroforestri dan Kesuburan Tanah, dan sekaligus profesor ke-233 di Universitas Brawijaya pada 30 Januari 2025.

Selain beliau, tiga profesor lain yang akan dikukuhkan di acara yang sama, antara lain, Prof. Dr. Aulia Fuad Rahman sebagai Profesor aktif ke-29 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Profesor aktif ke-230 UB yang menyoroti pertanggungjawaban perusahaan di bidang keuangan, sosial, dan lingkungan dalam orasi ilmiahnya.

Prof. Barlah Rumhayati, S.Si., M.Si., Ph.D yang dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-32 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, sekaligus Profesor aktif ke-231 UB menjelaskan tentang metode passive sampling-PIM dalam kaitannya dengan pemantauan ortofosfat yang akurat, efektif, dan efisien.

Sementara Prof. Dr. Ir. Solimun, M.S dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-33 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, sekaligus Profesor aktif ke-232 UB membuat Pemodelan Fleksibel dan Adaptif (FAM) sebagai pengembangan dari Pemodelan Persamaan Struktural (SEM). (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top