Jurnalismalang – Sebanyak 27 Inorga (Induk Organisasi Olahraga) rekreasi yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Malang ditandingkan dalam Festival Olahraga Masyarakat Kota (FORKOT) 1, kali ini giliran Indonesia E-sport Association (IESPA) yang dipertandingkan di gedung MCC Kota Malang yang diikuti oleh 400 peserta.
Sofyan Edi Jarwoko, Ketua KORMI Malang mengaku terkejut dengan antusias para pemuda dan pelajar di Kota Malang yang sangat antusias mengikuti FORKOT Inorga IESPA.
“Animo sangat luar biasa, dimana laporan yang didapat dari panitia jumlah peserta yang mengikuti IESPA mencapai empat ratus orang, tentu ini tidak cukup digelar mulai pagi sampai sore, bisa sampai malam baru selesai jika antusias membludak seperti ini,” ungkap Bung Edi, Minggu (21/07/24).
Kota Malang yang merupakan Kota Pendidikan, banyak mahasiswa dan pelajar yang antusias mendaftar ditambah dengan jaringan internet yang cukup stabil denhan kabel fiber optic, sangat mendukung digelarnya olahraga e-sport, ditambah keberadaan gedung MCC milik Pemkot Malang yang sangat memfasilitasi banyak kegiatan anak muda di Kota Malang.
“FORKOT 1 di Kota Malang ini juga merupakan ajang seleksi (atlit) penggiat e-sport dari Kota Malang, nantinya juara dari inorga ini akan dilatih dan disiapkan untuk event nasional maupun internasional. Termasuk nanti akan kami turunkan di FORDA di Surabaya bulan November mendatang,” jelas Sofyan Edi Jarwoko.
(Salah satu kategori yang dilombakan yaitu Tekken 8 sangat diminati dalam IESPA di Kota Malang)
Sementara itu Katon Wahyu Kepala Bidang Prestasi IESPA Malang Raya menambahkan, dalam FORKOT kali ini ada 5 kategori yang dilombakan, yaitu Mobile Legends, E-Football, Free Fire, PubG, dan Tekken 8 dengan sasaran peserta adalah seluruh warga Kota Malang, tanpa batasan usia.
“Paling muda usia SMP yang ikut. Daftarnya gratis, dan harus warga asli Kota Malang, minimal ada keterangan domisili,” jelasnya.
Katon menyebutkan misi dari KORMI adalah menjaring pegiat bidang E-sport, untuk menyalurkan bakat dan minat serta energi positif dari E-sport itu sendiri.
“Biasanya kan orang mikirnya negatif dulu kalau ada yang suka nge-game, padahal ini bisa diarahkan ke hal yang positif, karena untuk atlet atau pegiat yang terjaring, nanti masih harus ada pembinaan dan pengawalan lanjutan untuk tingkat FORDA dan seterusnya,” pungkasnya. (DnD)