Tanamkan Cinta NKRI, Dosen dan Mahasiswa ITN Malang Kenakan Pakaian Adat Saat Perkuliahan

Jurnalismalang – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memiliki agenda menarik setiap bulannya sejak bulan Februari 2020 ini, dimana seluruh dosen, karyawan dan mahasiswa/i nya menggelar upacara setiap tanggal 17 dengan mengenakan pakaian adat nusantara, untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta air sesuai dengan visi misi ITN Malang.

Dr.Ir. Kustamar, MT, Rektor ITN Malang mengungkapkan, kegiatan upacara dengan mengenakan pakaian adat nusantara perlu dilakukan oleh ITN Malang, karena kampus ini dicetak sebagai miniatur Bangsa Indonesia yang mahasiswanya terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan daerah.

“Generasi muda saat ini begitu mudahnya memandang suatu perbedaan mengalahkan segalanya sehingga mementingkan golongannya, padahal perbedaan yang ada di ITN Malang ini harus disalurkan kepada hal yang positif untuk menjaga NKRI,” ungkap Rektor ITN Malang.

Dr.Ir. Kustamar, MT menambahkan, mahasiswa harus ditanamkan mencintai dan menyemangati NKRI untuk saat ini mungkin baru dosen dan karyawan, tetapi bulan depan seluruh mahasiswa/i diminta mengenakan pakaian adat saat mengikuti upacara maupun perkuliahan.

“Saya disini tidak mau memaksa mahasiswa untuk mengenakan pakaian adat, biarkan mereka sadar dan malu sendiri jika baju mereka berbeda dengan teman-temannya yang lain, selain itu di ITN Malang juga ada Forum Kebangsaan yang menampung seluruh aspirasi mahasiswa dari berbagai macam suku dan budaya, agar tidak sampai terjadi gesekan atau bentrok karena perbedayaan budaya,” jelas Dr.Ir. Kustamar, MT saat ditemui jurnalismalang.com.

Rektor ITN menegaskan, kegiatan upacara satu bulan sekali tidak boleh memberatkan berbagai pihak, seperti dosen, karyawan, mahasiswa, sedangkan dosen atau mahasiswa yang tidak ada kegiatan kuliah pagi, bisa mengikuti upacara menggunakan pakaian adat setiap tanggal 17, sesuai filosofi Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

“Kita mau nya bawa fun saja, nggak mau bawa mereka (mahasiswa) tersiksa, saya ingin mereka senang, mungkin ini masih pertama jadi masih banyak yang malu, tapi lama kelamaan yang nggak pakai baju daerah akan malu dengan sendirinya,”pungkasnya. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top