Jurnalismalang – Layanan transportasi roda dua milik Grab, GrabBike menghadirkan kampanye #AntiNgaret di 8 kota besar di Indonesia, yakni Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang dan Jabodetabek. Kampanye ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dan menjadi pendukung bagi para pejuang #AntiNgaret.
Menurut Sosiolog dan Peneliti Independen, Bayu A. Yulianto, Kamis (8/8/2019), ngaret (tidak tepat waktu dari waktu yang telah disepakati) telah menjadi kebiasaan orang Indonesia dan parahnya hal itu menjadi tradisi yang sulit untuk ditinggalkan, ketika membuat janji dalam sebuah pertemuan.
”Tentu hal ini ada dampaknya, salah satunya yaitu produktivitas bisa terganggu, dengan alasan jalanan macet sehingga saat membawa kendaraan sendiri, membuat banyak orang terjebak di kemacetan yang mengakibatkan janji menjadi ngaret.
Bayu A. Yulianto menjelaskan, untuk meminimalisir kebiasaan #Ngaret yang sudah menjamur ini, masyarakat sebetulnya bisa memanfaatkan transportasi online, sebagai armada pendukung mereka dalam mencapai tempat tujuan dengan nyaman dan cepat.
Sementara General Manager Marketing Grab Indonesia, Daniel Van Leeuwen menambahkan, meski ngaret telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat Indonesia, sebagian besar orang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu, dengan menjadi pejuang #AntiNgaret supaya janjian bisa ontime.
”Grab memiliki GrabBike sebagai armada pendukung, untuk mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan. GrabBike memiliki jumlah armada yang memadai, serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan, pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat,” jelas Daniel Van Leeuwen.
Daniel menambahkan, sejalan dengan misi baru Grab, untuk mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman. (DnD)