Malang – Dana Desa merupakan wujud komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengimplementasikan Nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, kebijakan tersebut sekaligus merupakan upaya untuk mewujudkan pemerataan pembangunan diseluruh Indonesia.
Menurut Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi RI, kesungguhan komitmen tersebut diwujudkan melalui anggaran Dana Desa yang meningkat signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2015 lalu. Dana Desa disalurkan sebesar Rp 20,76 Triliun dengan rata-rata per desa sebesar Rp 280,3 juta. Kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 46,98 triliun dengan rata-rata per desa Rp 643 juta. Di tahun 2017 ini, jumlah Dana Desa yang akan disalurkan ke desa meningkat sekitar 125%, yakni sebesar Rp 60 triliun dengan rata-rata per desa Rp 800 miliar.
“Dana Desa terbukti telah memiliki pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja secara nasional. Data mencatat, pada tahun 2016 lalu, dana desa berkontribusi sebesar 0,01 pada Produk Domestik Bruto (PDB), menyumbang 0,04% dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.331.235 jiwa,” papar Eko Putro dalam Dialog Interaktif tentang Pengembangan Masyarakat Berbasis Pada Program Unggulan di Unisma, Senin (27/03/17).
Pada 2017 ini, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memiliki empat program prioritas Pertama, Produk Unggulan Desa Produk Unggulan Kawasan Perdesaan. Pengembangan Prudes Prukades dilatarbelakangi oleh upaya peningkatan skala ekonomi, membuka kesempatan keria, mendorong partisipasi masyarakat luas dan memberi ruang keterlibatan pada pelaku ekonomi. Dalam setiap kesempatan, Mendes PDTT Eko Sandjojo selalu meminta agar setiap daerah dapat segera menentukan produk unggulannya. Dengan demikian, hal tersebut akan memudahkan sinergi 19 KL yang akan mendukung program di setiap desa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
“Untuk peningkatan pembangunan desa, masyarakat juga bisa membuat produk unggulan desa, membangun embung air desa untuk meningkatkan produktivitas pertanian, karena delapan puluh persen penduduk didesa bertani. Semuanya itu akan sangat baik, ditambah dengan adanya BUMDES sebagai mesin penggerak ekonomi rakyat, yang mendukung sarana prasarana desa, ” tambah Eko yang memaparkan peluang pengembangan desa dalam Dies Natalis UNISMA ke 36. (DnD)