Jurnalismalang – ITN Malang sebagai salah satu kampus yang fokus dengan teknologi terapan dan menjadi kampus favorit, karena sering menjadi jawara di berbagai kompetisi, kali ini membuat terobosan baru dengan merancang alat penyemprot desinfektan dan pengering dengan dilengkapi sensor gerak, yang selama ini belum pernah ada di Indonesia.
Rektor ITN Malang Dr Ir Kustamar MT mengaku bangga atas prestasi dari mahasiswa dari Tim Teknik Mesin Terapan ITN Malang, yang berhasil membuat Lorong Siap Kerja (LOSIPKA) Otomatis Spray dan Pemanas.
“Kalau biasanya itu kan lorong atau bilik spray desinfektannya hanya menyemprot basah, nah itu bisa membuat jamur di kulit atau pakaian, kalau Lorong Siap Kerja atau Losipka ini dirancang menggunakan sensor otomatis, sehingga cukup berdiri di titik tengah, maka spray dengan embun sebesar 0,3 mili akan menyemprot secara otomatis dari bawah bagian sepatu, hingga badan paling atas atau terkena kepala,” ungkap Dr Ir Kustamar MT usai mencoba Losipka di halaman depan Kampus 1 ITN Malang.
Lebih lanjut pria asal Blitar itu menambahkan, setelah mahasiswa atau dosen disemprot di Losipka, maka akan masuk ke Losipka pengering yang memiliki suhu hingga 80 derajat celcius, sehingga kondisi tubuh yang terkena semprot desinfektan akan kering seketika, ditambah ada sinar ultraviolet (UV) dilorong pengering, sehingga akan membunuh virus yang masih menempel.
“Kami menginginkan semua yang masuk kedalam kampus ITN dalam kondisi bersih dan sehat, jadi baik mahasiswa ataupun dosen wajib masuk ke Losipka, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar,” tambah pria murah senyum itu.
Sementara itu Aladin Eko Purkuncoro ST MT dari Tim Teknik Mesin Terapan ITN Malang menjelaskan, untuk pembuatan dua Losipka spray dan pengering dengan bahan dasar stainlees steel, membutuhkan biaya sebesar Rp. 14 juta, sedangkan jika merancang dengan bahan dasar besi ya bisa lebih murah.
“Semua alat yang kita gunakan murni dari buatan Tim Teknik Mesin ITN Malang, mulai dari spray yang bisa menyemprot dengan lebih kecil, serta bahan cairan khusus buatan ITN Malang teknologi pengering menggunakan sensor sinar UV. Dengan waktu satu jam, bisa melayani 300 orang untuk masuk ke kampus ITN Malang, mulai pengecekan suhu, masuk ke dua losipka hingga terakhir mencuci tangan, yang juga akan dipasang di Kampus 2 ITN Malang,” pungkas Aladin. (DnD)