Peduli Goes to Campus Sukses digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Jurnalismalang – Beberapa masyarakat disabilitas masih saja mendapat perlakuan yang tidak adil atau mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, padahal dengan segala kekurangannya itu terkadang kelompok disabilitas justru memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia normal lainnya.

Ketua Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Dr Ichsan Malik mengatakan, banyak kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan, mengalami diskriminasi dan belum merasakan manfaat dari pembangunan.

“Kita terus concern untuk mengangkat derajat dari kelompok disabilitas dan perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai ruang menyampaikan ide, gagasan dan wacana yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk membangun bangsa,” ungkap Dr Ichsan Malik pada acara Gebyar Indonesia Inklusi, Peduli Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (17/10/2019).

Sementara itu Dr Rinikso Kartono, MSi, Dekan FISIP UMM menjelaskan, dunia diciptakan dengan keberagaman, tetapi di dalam kenyataannya masih sering terjadi diskriminasi.

“Banyak orang yang berbicara kita Indonesia satu, kita atau kami Indonesia, Indonesia harga mati, namun dalam kenyataan politik dan lain sebagainya, ketika kepentingan-kepentingan itu terusik, semua orang menjadi tidak peduli dengan sesamanya.

“Eksklusivitas di Indonesia bukan hanya melahirkan proses kekerasan, tetapi juga kemiskinan, masih banyak yang tidak mendapatkan akses ekonomi, akses pelayanan publik dan sebagainya hingga akhirnya tertindas. Saat membeli ayam pun kadang terlihat, bagian kaki, kepala untuk masyarakat kurang mampu, sedangkan paha dan dada untuk orang kaya, disitu sudah mulai terlihat kan,” tambah Dr Rinikso Kartono, MSi.

Sementara itu Merlyn Sopjan, salah satu tokoh nasional asal Kota Malang mengaku sangat terbantu oleh UMM yang sangat apresiatif dalam mendukung acara yang dibawakannya, terbukti 400 lebih mahasiswa hadir diacaranya dan 100 orang lebih yang tergabung dalam dosen dan masyarakat umum memadati kursi yang telah disiapkan.

“UMM ini kan kampus berbasis agama, ternyata mau menerima kami dari kelompok marginal, bahkan diawal kegiatan tadi juga dilakukan MoU dimana UMM mendukung penuh acara Peduli Goes to Campus dengan mengangkat tema pemberdayaan organisasi kelompok marginal dalam pemenuhan kebutuhan dasar,” jelas Merlyn yang tidak berubah sejak dulu dengan karakternya yang ramah pada setiap orang.


Merlyn menjelaskan bahwa dirinya sangat senang saat mendapat tugas memberikan materi di Malang, karena dirinya sangat paham karakter orang malang yang selalu ramah, tidak mudah terprovokasi isu agama, atau mengenai inklusif.

“Di Malang kan sudah biasa orang Sholat dihalaman gereja karena lahan yang tidak cukup atau perayaan natal dan paskah yang dijaga oleh para banser dan umat muslim, miniatur Indonesia itu ya ada di Malang jadi saya sangat senang jika mendapat tugas ke Malang,” pungkasnya dengan antusias.

Untuk diketahui Peduli Goes to Campus telah roadshow di Universitas Gajah Mada, Universitas Medan, Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan kegiatan di UMM responnya jauh lebih sukses dibanding sebelumnya, yang diisi dengan kuliah umum, pagelaran seni mahasiswa UMM, pameran inklusi, pemutaran film, penguatan kapasitas berupa penulisan tugas akhir dan pembuatan film dokumenter. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top