Kemenristekdikti Dorong Dosen Patenkan Penelitian

Jurnalismalang – Ekonomi berbasis pengetahuan dan kreatifitas saat ini dibutuhkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebuah negara, karena dengan adanya inovasi yang diiringi pertumbuhan teknologi, sudah pasti akan membuat investor untuk datang dan menjual produk-produk yang diawali dari start up.

Kasubdit Valuasi Fasilitas Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti, Juldin Bahriansyah dalam pertemuan perwakilan seluruh universitas di Jawa Timur yang difasilitatori oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengungkapkan, dirinya mendorong dan mengajak seluruh dosen yang ada di Jawa Timur, untuk membuat penelitian yang terbarukan dan tidak hanya berhenti disitu saja, jika memang belum ada yang menciptakan atau penelitian serupa, maka hasil penelitian yang tepat guna itu, bisa dilanjutkan dengan mempatenkan di sentral Kekayaan Intelektual atau Kemenkumham.

“Saya sangat senang sekali ITN Malang bersedia menjadi fasilitator dan house pada acara Workshop Kekayaan Intelektual (KI) Ristekdikti dan ITN Malang, dengan mengundang seluruh perwakilan universitas di Jawa Timur, sehingga saya bisa menekankan kembali kepada para dosen atau perwakilan yang hadir saat ini, untuk menyampaikan pesan dari Pak Jokowi (Presiden RI), bahwa masyarakat atau kalangan di universitas harus lebih kreatif agar dapat meningkatkan daya saing ekonomi ditingkat Internasional,” jelas Juldin Bahriansyah, Senin (26/11/2018) di Singhasari Resort.

Juldin mencontohkan, negara China bisa berkembang pesat hal itu karena masyarakat disana terlatih dalam perkembangan teknologi, sehingga banyak smartphone atau barang elektronik bertuliskan ‘made in china’, itu karena investor atau orang yang memiliki uang dan mau berbisnis, tinggal datang ke China melihat apa teknologi yang baru, tinggal membeli dan mempatenkan barang tersebut, untuk dijual kembali dengan harga yang telah dinaikan dua sampai empat kali lipat dari biaya produksi per unitnya.

“Coba bapak ibu lihat smartphone nya, berapa itu harganya pasti mahal kan belinya, padahal untuk memproduksi barang tersebut itu murah, yang bikin mahal itu kan merk yang telah dipatenkan. Sebenarnya sama saja smartphone satu dengan yang lain, mungkin yang beda cuma besarnya penyimpanan atau kualitas kamera, kalau penduduk Indonesia bisa terutama dari kalangan dosen bisa membuat sebuah produk baru yang belum ada, saya yakin ekonomi akan terus membaik. Jangan lupa sebelum melakukan penelitian, harus dilakukan penelusuran, apakah produk yang akan dihasilkan dari penelitian itu sudah ada atau belum, daripada membuat penelitian ternyata produknya sudah ada atau mirip, jadi ya gak bisa dipatenkan,” jelas Juldin dengan ramah dan cerdas dalam menyampaikan itu.

Sementara itu Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT.,mengaku senang dengan ditunjuknya ITN menjadi house dalam workshop universitas se Jawa Timur oleh Kemenristekdikti, karena hal ini membuktikan bahwa ITN dipercaya oleh pemerintah.

“Apalagi sudah ratusan karya dari mahasiswa ITN Malang sudah dipatenkan dan memiliki hak cipta, sehingga secara tidak langsung ITN Malang melakukan sumbangsih dalam hal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kepada bangsa. Selain itu, hasil karya mahasiswa ITN juga memacu mahasiswa baru dan mahasiswa lainnya, untuk meningkatkan temuan dan ciptaan dalam bidang teknologi yang akan dilindungi dan dipatenkan oleh ITN Malang agar tidak diklaim oleh pihak yang lain,” pungkas Rektor ITN saat ditemui. (DND)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top