Jurnalismalang – Musyawarah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat sekolah menengah pertama setelah kabupaten Malang memperkenalkan pembahasan soal HOTS dengan tujuan siswa lebih kompeten danmempunyai berpikir kritis.
Sulis, pemateri diseminasi pemanfaatan assessment kompetensi siswa Indonesia menjelaskan bahwa acara workshop yang membedah materi soal HOTS (Higher Order Thinking Skill).
HOTS didalamnya ada aplikasi berisikan berisikan Kurikulum -13 berisikan Sesuai mapel bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam dan Matematika.
Peserta workshop 79 guru bahasa Indonesia dari lembaga SMP negeri dan swasta sekolah kabupaten Malang.
Targetnya agar anak anak tahu soal HOTS yang berisi soal normatif, agar anak-anak tidak mengalami kesulitan menyelesaikan sesuai standar Internasional, tetapi Indonesia mempunyai standar sendiri dengan sebutan Assessment kompetensi siswa Indonesia (AKSI).
Materi Soal HOTS mengarah kepada 4C yakni Creative, Critical thinking, Communicative dan Collaborative.
Pemberlakuan soal HOTS dengan maksud siswa bisa menganalisis persoalan melatih berpikir kritis dan kreatif .
Di aplikasi soal HOTS berisi doal yang menantang mulai soal tentang Drake dan kemampuan yang lainnya.
Seperti soal HOTS dalam mapel bahasa Indonesia membandingkan tokoh satu dengan tokoh yang lain disampingnya dengan pengenalan IT.
Wardoyo,ketua musyawarah guru mata pelajaran bahasa Indonesia kabupaten Malang, menambahkan bahwa acara ini mengenalkan kepada siswa lebih siap dalam memahami IT yang dimediasi lewat mata pelajaran.
Pihaknya juga menambahkan, bahwa Perbaikan selanjutnya adalah dalam mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah dan luar sekolah. (Yon/DnD)