Kreatifitas Aremania Harus Muncul Untuk Hadapi Dualisme

Malang – Dualisme Arema diusia yang telah menginjak 30 Tahun, diharapkan tidak membuat Aremania menjadi terpecah-pecah, karena menganggap timnya yang paling benar atau kasta liganya yang paling tinggi.

Hal itu disampaikan oleh Doi Nuri, Sutradara film dokumenter Spirit Of Arema, yang mendedikasikan film tersebut untuk persatuan Arema, karena nama besar Arema hanya sebuah nama, tanpa Aremania Arema juga tidak akan ada.

“Jadi yang harus bersatu bukan dua kubu Arema tapi Aremanianya, karena menyatukan dua petinggi Arema saat ini masih sulit dilakukan. Bahkan statement dari Wahyoe GV sang maestro Band Arema Voice, Hari Pandiono (pengusaha asal Malang dan penggila bola) dan Cak No (Penabuh Bass Drum Arema) turut mendukung ide film ini yaitu tentang persatuan. Semua Aremania pasti dan harus punya sikap, hanya saja yang perlu disadari esensi Arema sebagai sebuah klub adalah pemersatu warga malang,” tandas pria yang pernah menjadi penyiar disalah satu Radio di Malang itu.

Sementara itu Wahyoe GV, partner dan narasumber film menambahkan, film ini bercerita tentang dedikasi Aremania untuk Arema melalui kreatifitas dan kedewasaan Aremania dalam menyikapi polemik yang sarat dalam perjalanan 30 tahun Arema.

Untuk diketahui, Film Spirit Of Arema ini merupakan ide dasar dari Wahyoe GV, Doi Nuri, serta Prasetyo Nugroho selaku pembimbing dan produser tim film SKARIGA PRODUCTION yang tak lain adalah team film dari SMK PGRI 3 Malang.(DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top