Kembangkan Jiwa Wirausaha Para Santri, Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang Terus Kembangkan Unit Usaha

Jurnalismalang.com – Guna terus mengembangkan jiwa kewirausahaan kepada para santri, serta mewujudkan mimpi menjadi Pondok Pesantren (Ponpes) yang bermutu dan berkualitas dengan biaya pendidikan yang terjangkau, Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang terus mengembangkan unit usahanya, salah satunya usaha warung makan, yang resmi dibuka sejak Jumat (28/06/2024) lalu.

Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, KH. Mohammad Bisri menyampaikan, Ponpes Bahrul Maghfiroh memiliki 3 misi, yakni menghasilkan SDM yang berkualitas atau bermutu, berakhlak baik dan menghasilkan lulusan yang berjiwa mandiri, yang salah satunya dengan menanamkan jiwa bisnis atau entrepreneur.

“Salah satu didikan kami di pondok ini adalah entrepreneur, tidak semua nanti jadi Kyai. Ada yang jadi Rektor dan lain sebagainya. Salah satu harapan saya adalah ada yang jadi pengusaha, karena saya kira di Indonesia itu kan menurut Ciputra, Indonesia akan jadi makmur jika sepuluh persen penduduknya itu jadi entrepreneur,” sampainya.

Untuk itu, selain unit usaha agrofarm dan budidaya ikan koi, kini Ponpes Bahrul Maghfiroh juga memiliki unit usaha warung makan dengan harga terjangkau, dimana warung tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak sebelum Covid melanda dan dulunya bernama BM Resto.

Sementara itu, salah satu pimpinan Ponpes Bahrul Maghfiroh, Samsul Mahmud menuturkan, selain memperoleh ilmu agama, dengan adanya unit usaha yang dikelola dan digunakan untuk sarana belajar bisnis, nantinya para santri juga akan memperoleh keterampilan ilmu usaha, yang diharapkan bisa diterapkan setelah lulus dari Ponpes.


(Gus Bisri Pembina Ponpes Bahrul Maghfiroh didampingi Samsul Mahmud pengurus Ponpes dan Ketua PHRI)

“Santri-santri itu nanti agama dapat, ilmu keterampilan untuk usaha nanti kalau mereka keluar dari sini sudah punya skill, usaha apa yang akan mereka dirikan,” tutur Samsul Hadi.

Tak hanya sejumlah unit usaha tersebut, Ponpes Bahrul Maghfiroh juga memiliki pondok rehabilitasi narkoba, yang saat ini tercatat 15 anak sedang menjalani rehabilitasi, dengan usia sangat muda mulai 18 tahun.

Pengelola Pondok Rehabilitasi Bahrul Maghfiroh, M. Ubay Cik Ditiro mengatakan, pada saat awal masuk pondok rehabilitasi, pasien selalu berontak dan mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak, namun dengan terapi air degan hijau dan doa, pasien narkoba tersebut bisa sembuh hanya dalam waktu beberapa minggu.

“Awalnya memang selalu berontak, tapi dengan terapi yang kami terapkan disini, hanya dalam waktu hitungan minggu, mereka bisa sembuh dari ketergantungan,” kata Ubay.(DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top