Jurnalismalang.com – Rayhan Allan Satriawan, pemuda yang baru berusia 19 tahun asli Malang, putra pertama pasangan Hesthi Utami Nugroho, PhD dan Pandu Satriawan, ST., berhasil meraih banyak penghargaan dari Pemerintah lokal Selandia Baru, diantaranya Champion Of Community 2020, Ms. Lianne Dalziel Lincoln Community Service 2020 & 2021, Community Youth Awards 2022, serta Selwyn Awards 2021 & 2023.
Sejumlah penghargaan tersebut diberikan kepada Rayhan yang saat ini tercatat sebagai Mahasiswa jurusan Paramedik di
Whitireia Polytechnic, Wellington, atas jasa-jasanya yang menolong sesama dan kiprahnya di masyarakat.
Rayhan menceritakan, Peristiwa tragis penembakan 15 Maret 2019 di Masjid An-Nur, Christchurch, membuatnya lebih terpacu lagi mendedikasikan dirinya untuk menolong sesama tanpa melihat suku, ras dan agama.
“Saat saya masih menjadi kadet junior di Lincoln High School, saya tergabung di organisasi St John dan mempelajari berbagai hal tentang pertolongan pertama medik. Lalu peristiwa penembakan di Masjid An Nur membuat saya kehilangan salah satu teman baik saya, dan itu yang memicu saya untuk menolong sesama,” terangnya.
Rayhan pun mengungkapkan bahwa Ia senang dengan kesibukannya saat ini, dimana selain sibuk dengan kuliahnya, Rayhan juga bekerja paruh waktu di New Zealand Police sebagai Emergency Communicator, aktif menjadi sukarelawan untuk St John Ambulance, petugas pemadam kebakaran untuk Fire and Emergency New Zealand, dan sebagai instruktur perawatan darurat bagi para kadet Angkatan Darat dan Udara di Wellington City Cadet Unit, New Zealand Cadet Forces.
“Saya suka dengan semua kesibukan ini. Ketika melihat orang yang saya bantu itu menjadi baik atau merasa aman dan senang, saya juga ikut merasa senang, saya merasa berguna”, katanya.
(Foto Rayhan saat mengenakan seragam kehormatan)
Kedepannya, setelah proses magang dan bekerjanya di St John Ambulans selesai, Rayhan mengutarakan cita-citanya untuk melanjutkan study dengan mengambil jurusan Critical Care Paramedic, dan meski telah menetap, bersekolah dan berkarir di negara orang, Rayhan menyatakan bahwa Ia tetap cinta dan selalu ingat darimana ia berasal.
“Saya masih bisa berbahasa Jawa dan Indonesia. Mommy dan Daddy sering berkomunikasi dengan kedua bahasa tersebut dengan saya. Mommy sering masak masakan Jawa dirumah. Jadi ketika saya mudik menengok saudara dan Granny, Grandad bulan Juni tahun 2023, saya tidak asing lagi atau kaget dengan makanan-makanan yang disajikan. Insya Allah saya akan menengok mereka lagi di tahun 2024 ini”, pungkas Rayhan.
Sementara itu, saat ditanya tentang peran orang tua dalam kiprah putra pertama mereka, sang ayah pun mengatakan bahwa sebagai orang tua, Ia dan istrinya
selalu meng-up grade, memperbaiki diri mereka dalam mendidik anak-anaknya.
“Kami belajar dari masa lampau tentang ilmu parenting apa yang kurang, maka itu kami tambahi dan perbaiki bersama. Jadi itu yang membuat anak menjadi terbuka dengan kami tanpa rasa canggung atau takut untuk disalahkan atau dihakimi atas perbuatannya yang mungkin sekiranya keliru. Menjadi pendengar yg baik sebelum memberikan pendapat tanpa ada unsur menyalahkan adalah kunci utama,” tuturnya.
Sang Ibu, Hesthi juga ikut menambahkan, Ia dan suaminya juga menanamkan hal terpenting kepada anak-anaknya, yakni untuk rajin beribadah, dengan menjaga shalat dan membaca Al Quran.
“Saya selalu tidak putus mengingatkan untuk tidak lupa sholat malam, fardhu dan Jum’at. Selalu saya ingatkan untuk membaca Al-Kahfi setiap hari Jum’at dan meng-khatamkan Al-Qur’an setiap bulan Ramadhan. Saya nasihatkan dengan begitu insya Allah, tidak hanya Allah selalu menjaga, melindungi dan melancarkan dia setiap hari-harinya berkegiatan dan melaksanakan tugas, akan tetapi juga doa saya dan dia akan tersambung dengan baik, itu saja. Alhamdulillah, Rayhan mampu melaksanakannya” tambah Ibu Hesthi. (DnD)