Jurnalismalang.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang menyoroti jargon baru Kota Malang “Mbois Ilakes”, yang sering didengungkan oleh Pj Walikota Malang, Wahyu Hidayat, dalam setiap agenda kegiatannya di beberapa kesempatan.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika,SE., mengatakan, kurangnya sosialisasi terkait jargon baru tersebut menjadi titik kelemahan tersendiri, padahal Kota Malang adalah Kota yang sangat Heterogen, dimana penerjemahan kata Mbois antara anak muda, orang tua dan beberapa komponen masyarakat, pastinya berbeda-beda.
“Kalau bermartabat itu jelas, akronim bermartabat itu sebenarnya ada yang juga singkatannya, tapi kan bermartabat asosiasi seseorang sudah jelas. Tapi Mbois Ilakes ini diterjemahkan berbeda, apalagi Kota Malang ini sangat heterogen. Anak muda, orang tua dan beberapa komponen masyarakat menerjemahkan kata mbois itu berbeda-beda,” terangnya.
Made yang notabene Ketua DPRD, mengaku baru kali ini mendengar jargon tersebut, oleh karena itu Ia tidak pernah menyampaikan jargon tersebut, namun setelah mengetahui bahwa mbois ilakes adalah akronim yang luar biasa, yakni Mandiri, Berbudaya, Optimis, Indah, Sejahtera, Inovatif, Lestari, Adaptif, Kolaboratif, Efisien dan Sinergi, Ia pun mengacungi jempol jargob baru Kota Malang tersebut.
(Inilah arti dari jargon Malang Mbois Ilakes)
“Tapi setelah saya tahu dan tadi disampaikan akronim Mbois Ilakes yang luar biasa, siapa yang tidak mau seperti itu. Nah inilah jangan diplesetkan lain-lain, bahwa Mbois Ilakes itu ini,” sambungnya.
Senada dengan Made, Pj Walikota Malang, Wahyu Hidayat pun mengakui bahwa kurangnya sosialisasi membuat jargon baru Kota Malang “Mbois Ilakes”, sempat menjadi multitafsir oleh beberapa pihak, namun sebelumnya Ia sudah menyampaikan jargon baru itu disetiap acara, serta meminta OPD dan pihak terkait untuk ikut menyampaikan, dan sudah tertulis dalam Surat Edaran Walikota Malang.
“Inikan dari Arek Malang, oleh Arek Malang untuk Arek Malang, akhirnya ketemu Mbois Ilakes. Kalau soal multitafsir, ya hanya kurang sosialisasi saja. Padahal Surat Edaran Walikota Malang juga sudah kita sampaikan. Kurang sosialisasi saja,” terang Wahyu.(DnD)