Jurnalismalang.com – Mengingat wisata alam di Kota Malang tidak sebanyak dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya, Walikota Malang Sutiaji dan Wakilnya Sofyan Edi Jarwoko, melakukan beragam inovasi untuk membuat Kota Malang berdaya saing dan tak kalah dengan wilayah lain.
Sejumlah kampung yang tadinya sepi, disulap menjadi tempat yang bermanfaat dan mampu menjadi penunjang pariwisata di Kota Malang, mulai dari kampung warna-warni jodipan, kampung biru Arema, hingga kampung Kajoetangan Heritage di jalan Basuki Rahmat.
Di Kajoetangan atau masyarakat sering menyebutnya Kayutangan, geliat ekonomi masyarakat di kawasan tersebut terus bertumbuh, bahkan masyarakat setempat ikut merasakan dampak positif dari pembenahan kawasan Kayutangan yang digencarkan Pemkot Malang.
Kini di kampung itu mulai bermunculan sejumlah kafe yang menyuguhkan estetika bangunan kuno khas peninggalan kolonial Belanda, dan salah satu kafe yang cukup trending di media sosial adalah Calatea Garden, yang berlokasi di sudut gang IV Jalan Arif Rahman Hakim.
Dinda Ayu, Pemilik Calatea Garden mengatakan, kafe miliknya itu banyak dikunjungi kalangan milenial baik lokal maupun turis dari mancangara, yang sedang berwisata ke Kota Malang, dimana setidaknya 30 sampai 100 pengunjung datang setiap harinya.
“Setelah Kayutangan ditata, pengaruhnya jelas ada. Penataan Kayutangan Heritage oleh Pemkot Malang cukup mendompleng kampung kami,” kata Dinda Ayu.
(Walikota Sutiaji terus gelar berbagai kegiatan di Kayutangan untuk meningkatkan perekonomian warga)
Tidak hanya itu, pembenahan kawasan Kayutangan itu juga memberikan dampak positif bagi geliat ekonomi UMKM milik warga setempat, salah satunya adalah pelaku UMKM yang memproduksi Kue Onbitjkoek atau kue khas Belanda.
Pembuat Kue Onbitjkoek, Diah Setyaningsih, mengaku bersyukur bisa menjadi bagian dari Kayutangan Heritage, dimana efek penataan kawasan tersebut membuatnya kebanjiran order, bahkan hingga ribuan kue dalam sehari.
“Pernah dulu dapat orderan hingga ribuan, kalau rata-rata sehari 200 kue yang terjual, dan saya produksinya kalau ada yang pesan, pembeli biasanya pesan lewat WA atau sosmed dan datang langsung,” ujarnya.
Lebih lanjut Diah menyampaikan, PKK Kota Malang juga berperan besar, dengan memberikan pelatihan soal pengemasan hingga branding kue buatannya, dan seiring berjalannya waktu, kampung wisata ini mendapat perhatian dan banyak pihak memberikan pelatihan UMKM, Mulai dari Pemkot Malang, perguruan tinggi hingga pelaku UMKM yang telah berkembang di Kota Malang.
“Setelah ikut pelatihan PKK, saya percaya diri untuk menjual. Apalagi saat itu pembelinya bukan hanya wisatawan, tapi dari koperasi sampai dinas-dinas, sampai sekarang ya itu pembelinya, dan sekarang Kue Onbitjkoek sudah menjadi oleh-oleh khas Kayutangan,” tambahnya.(DnD)