(Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT saat menjelaskan kinerja kursi roda pintar)
Jurnalismalang.com – Universitas Brawijaya (UB) Malang, kembali akan mengukuhkan dua profesor, yakni Prof. Dr. Dra. Sri Rahayu, M.Kes. di bidang Biologi Reproduksi Molekuler dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT yang merupakan profesor di bidang Visi Komputer dari Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), dimana pengukuhan secara resmi akan digelar di Gedung Samantha Krida, pada Senin (27/06/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Sri Rahayu memaparkan penelitiannya yang berjudul “Potensi Daun Semanggi Air Sebagai Medical Plant For Improving Sperm Quality (MPISQ): Suatu Kajian Laboratorium”.
Menurutnya, keunggulan tanaman semanggi air karena tidak ada eugenol yang bersifat toksik pada spermatozoa. Padahal selama ini di kalangan masyarakat, dipercayai daun kemangi lah yang bisa meningkatkan kualitas sperma. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukannya, pada dosis tertentu kemangi dapat menurunkan kualitas sperma.
“Dari hasil penelitian yang saya lakukan, kemangi dapat meningkatkan parameter-paremeter yang berkaitan dengan kualitas sperma, antara lain motilitas sperma (65%). Tapi pada dosis 200 mg/kg BB, kemangi menurunkan motilitas sperma” terangnya.
Dijelaskannya, tanaman semanggi air yang sering digunakan masyarakat Indonesia untuk sayuran pecel, memiliki potensi untuk digunakan sebagai MPISQ, karena setelah dilakukan percobaan pada hewan dan di laboratorium, semanggi air bisa meningkatkan kualitas sperma melalui perannya sebagai antioksidan maupun antiinflamasi.
“Tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di daerah rawa ini, berdasarkan hasil analisis fitokimia, itu mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktifitas antioksidan, antara lain quercetin, gallic acid, β-karoten, genistein, apigenin, daidzein, dan naringenin. Berbeda dengan kemangi, semanggi air tidak bersifat toksik pada spermatozoa, sehingga dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas sperma. Selain itu, tanaman semanggi air ini juga tidak bersifat toksik pada hepar (hati) dan ginjal”, jelasnya.
Meski demikian, Prof. Sri Rahayu tidak menampik adanya kelemahan dari penggunaan tanaman semanggi air sebagai MPISQ, karena belum adanya kajian terhadap fungsi sel Leydig sebagai penghasil utama hormon-hormon reproduksi, yang berperan di dalam libido hewan coba.
“Mudah-mudahan ada penelitian lanjutan yang menganalisis pengaruh tanaman semanggi air sebagai MPISQ terhadap kadar hormon reproduksi, analisa kualitas sperma, melalui pendekatan DNA dan protein, dan fungsi sel Leydig,” pungkasnya.
(Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT sebelah kanan, mendampingi Prof. Dr. Dra. Sri Rahayu, M.Kes. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA))
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT yang juga merupakan lulusan Universitas Kumamoto Jepang tersebut, memaparkan inovasinya yaitu yang diberi “Kursi roda pintar multi-feature”, sebagai solusi bagi penyandang disabilitas fisik.
Menurutnya, kursi roda yang ada di pasaran selama ini (tipe manual dan elektrik), masih memerlukan kekuatan tangan sebagai pusat kendali pergerakan.sehingga akan menjadi tantangan bagi mereka yang memiliki disfungsi tangan dalam mengoperasikannya.
“Kursi roda pintar ini memiliki beberapa fitur kendali yaitu manual, remote, pengenalan suara, human tracking, pergerakan kepala, dan pergerakan bola mata, sekaligus dilengkapi dengan sistem pengenalan papan nama ruangan, objek halangan, dan klasifikasi tipe permukaan jalan, ditambah fitur mengikuti gerak pemandu atau human follower,” terangnya.
Kursi roda tersebut juga dilengkapi dengan sistem keamanan berupa deteksi halangan berupa tangga turunan, tangga naik, pilar dan lain sebagainya, guna memberikan rasa aman ke penggunanya.
“Fitur ini memfasilitasi keamanan penggunanya saat terjadi respons dari pengguna yang lambat dalam menghindari adanya halangan, maka kursi roda dapat dihentikan secara otomatis. Ada juga fitur untuk meningkatkan kenyamanan penggunanya, dengan melakukan deteksi permukaan jalan baik berupa jalan lantai, aspal, berbatu, berpasir, berlubang dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum menambahkan, keunggulan dari kursi roda pintar tersebut yakni memiliki kemampuan manuver yang baik dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan penggunanya, namun kelemahannya memerlukan jumlah data yang besar dan bervariasi untuk melatih model secara efektif.
“Fitur pada kursi roda pintar menerapkan algoritma Deep Learning, untuk mendapatkan hasil akurasi maksimal dan waktu komputasi yang cepat. Tapi, perlu jumlah data yang besar dan bervariasi untuk melatih model secara efektif, konstruksi yang masih relatif berat, ditambah lagi sistem vision akan terganggu kinerjanya, jika kursi roda pintar ini dioperasikan pada kondisi lingkungan dengan pencahayaan yang gelap,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Prof. Dr. Dra. Sri Rahayu, M.Kes., adalah profesor aktif ke-24 di FMIPA UB, ke 170 di UB. Sementara Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT merupakan profesor aktif ke-2 di FILKOM UB, dan urutan ke 171 di UB. (DnD)