Jurnalismalang – Walikota Malang Sutiaji membuka kegiatan sosialisasi hasil perdagangan isu prioritas ASEAN Chairmanship 2023 bertempat di Auditorium Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB), Kamis (22/06/2023).
Sutiaji menyampaikan tentang recovery ekonomi adalah komitmen nasional yang harus diikuti daerah.
“Pertumbuhan ekonomi Malang saat ini tertinggi selama lima belas tahun terakhir sebesar 6,32 persen. Penyangga ekonomi nasional adalah Jawa Timur dan salah satunya adalah Malang. Dalam dekade 15 tahun, capaian tertinggi adalah 6,32 persen,” kata Sutiaji.
Sutiaji berharap perguruan tinggi terus menjalankan Tridarma seperti penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Jika perguruan tinggi memberi saran yang dasarnya tidak ada kepentingan apa-apa, maka hasilnya bisa dinikmati masyarakat, dimana laboratorium perguruan tinggi adalah masyarakat,” jelas Sam Sutiaji.
Pemkot Malang konsen dalam penguatan ekonomi kreatif, seperti saat kunjungannya ke Cina dimana ada permintaan akan bakso Malang.
“Di sana fanatik halal karena jumlah muslim juga besar,” cerita Walikota.
Mereka tidak mau label halal dari China dan Malaysia namun dari Indonesia.
“Saya ingin mematenkan Bakso Malang, mulai dari bahannya sampai di proses akhir menjadi bakso. Begitu juga kripik tempe, mudahan-mudahan UMKM dari Kota Malang bisa bersaing dengan UMKM diluar negeri. Maka tugas perguruan tinggi adalah membuat analisa dan hak-hal intelektualnya,” harapnya.
(Jerry Sambuaga Wakil Menteri Perdagangan saat memamerkan sepatu, kacamata dan baju yang digunakan semuanya produk UMKM)
Sementara itu Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan RI yang juga hadir di kegiatan Kementerian Perdagangan Direktorat Perundangan Perdagangan Internasional mengaku, perlunya sosialisasi bahwa tahun ini Indonesia adalah ketua ASEAN.
“Sebagai organisasi regional, peran ASEAN sangat penting. Salah satu hal yang diangkatnya adalah digitalisasi, pembentukan ekosistem digital dan tentunya UMKM berkelanjutan. Produk-produk UMKM mayoritas berasal dari Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN perlu memanfaatkan ini. Sehingga bisa menjadi produk-produk unggulan di mancanegara,” ungkap Jerry.
Wakil Menteri Perdagangan itu menambahkan, jika kita bicara produk-produk, contohnya mulai dari nikel, biji besi, besi baja, batu bara, kelapa sawit. Tapi kita juga sudah harus beralih ke sesuatu yang sifatnya digital.
“Paling konkret game online, game online itu, itu downloadnya gratis, tetapi ketika bermain game kita coba klik fiturnya bayar, Rp 10 ribu, 1 dollar atau berapapun jumlahnya, hasilnya banyak. Kalau sekali ngeklik satu juta orang, 100 juta orang, mungkin 500 juta orang kali Rp 10.000, berapa nilainya, dan itu memberikan penghasilan pemasukan untuk negara, pajak,” jelasnya. (DnD)