Jurnalismalang – Polemik pemanfaatan air dari Sumberpitu Kabupaten Malang untuk warga Kota Malang terus berulang, belum lagi hampir setiap bulan pipa penghubung yang ada di daerah Pulungdowo, Kabupaten Malang jebol, sehingga terdapat lima kelurahan yang mengalami gangguan layanan yaitu wilayah Kedungkandang, Buring, Arjowinangun, Wonokoyo dan Tlogowaru.
Untuk itu Pemerintah Kota Malang segera mematangkan wacana pemanfaatan air baku untuk dapat diolah PDAM, karena ada tiga titik air sungai yang bisa dimanfaatkan menjadi air baku sebesar 1.500 liter per detik (lps)
Sutiaji, Walikota Malang menyampaikan, jika air baku dari tiga titik air permukaan bisa mendapatkan air lebih dari 1.500 liter per detik, dengan asumsi satu liter per detik bisa digunakan untuk kebutuhan 100 orang, maka kedepan warga Kota Malang tidak akan kesulitan air bersih lagi.
“Air yang akan kita kelola itu air baku yang tentunya sudah layak dikonsumsi untuk air minum, nanti kita akan memanfaatkan air dari sungai Brantas, sungai Bango dan sungai Amprong. Tidak hanya untuk konsumsi saja, kedepan bisa untuk pembangkit listrik tenaga air, edukasi dan tempat rekreasi,” harap Sutiaji.
Sutiaji menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Malang sedang mencari formulasi manajemen pengelolaan air permukaan, meski saat ini sudah ada penawaran dari investor tapi Pemerintah Kota Malang tidak terburu-buru, karena ingin mendapat harga paling murah untuk dapat dijual ke warga Kota Malang.
“Nanti akan ada tim kecil yang menangani kerjasama ini, mungkin untuk harga bisa lebih mahal dari harga air saat ini karena air baku perlu pengolahan lebih lanjut, akan tetapi manfaat yang didapat bisa mencukupi kebutuhan air hingga 20 atau bahkan lima puluh tahun kedepan,” pungkas Sutiaji.
Untuk diketahui pengolahan air baku tidak akan menggunakan dana APBD, karena nilai kebutuhannya bisa mencapai lebih dari 50 milyar, diharapkan pada akhir tahun 2022 atau paling lambat di tahun 2023, bisa tercapai kesepakatan untuk satu titik pengolahan air baku dulu. (DnD)