Jurnalismalang – UB bersama PT. Shadani Insan Mulia Abadi (SHIMA) Tulungagung, melaksanakan pengembangan industri pupuk organik cair di pabrik PT Shima, Minggu (11/9/2022) dilaksanakan kegiatan bertema Hilirisasi Hasil Kajian Pupuk Organik dan Bioaktivator, untuk Mendukung Produksi pada Skala Industri
Hadi Mustofa, Direktur PT SHIMA, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut, bertujuan untuk membangkitkan lagi industri pupuk yang sempat mengalami kelesuan akibat dicabutnya subsidi pupuk.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Matching Fund yang didukung skema pembiayaan 50:50 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi.
Prof. Amin Setyo Leksono, ketua tim Matching Fund UB menyampaikan bahwa kegiatan kerjasama dengan PT SHIMA bertujuan untuk mempercepat alih iptek dari perguruan tinggi ke industri. Prof Amin menawarkan tiga formula pupuk organik cair kepada PT SHIMA, yaitu pupuk organik cair, pupuk hayati cair dan pupuk biopestisida cair.
“Untuk itu dalam kegiatan ini, UB menerjunkan 6 orang pakar terdiri dari ahli di bidang mikrobiologi, entomologi, biokontrol dan ilmu tanah, serta 10 mahasiswa dari bidang mikrobiologi dan biokontrol. Mahasiswa yang kami terjunkan nanti akan mendampingi industri selama satu semester, sekaligus mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Kemendikbuddikti” ungkap Guru Besar Biologi UB tersebut.
Enam pakar yang turut serta berbagai disiplin ilmu itu adalah Irfan Mustafa, Ph.D (ahli mikrobiologi), Zulfaidah Penata Gama (ahli biokontrol), Dr. Bagyo Yanuwiadi (ahli rekayasa habitat), Prof. Aminudin Afandhi (ahli pengendalian hama) dan Syahrul Kurniawan, Ph.D (ahli ilmu tanah).
PT SHIMA adalah suatu perusahaan agro industri yang bergerak di bidang pertanian,seperti produksi pupuk phospat, npk, organik serta perdagangan pupuk lainnya.
Kerjasama antara PT SHIMA dan UB telah dirintis sejak tahun 2021. Melalui kerjasama tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa, berkegiatan di luar kampus melalui magang di dunia industri dan peningkatan serapan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen oleh industri melalui hilirisasi produk yang sudah mendapatkan paten untuk diproduksi oleh mitra dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar/gapoktan.
Selanjutnya Prof. Amin menjelaskan, bahwa temuan formula yang akan diadopsi oleh PT SHIMA tersebut telah dikembangkan dari kegiatan penelitian dosen di UB selama lebih dari 6 tahun dan sudah dipatenkan. Keunggulan dari produk ini adalah formulasi produk yang berangkat dari praktek di lapangan, baik yang telah dilakukan oleh gapoktan di Malang ataupun beberapa petani dengan hasil yang memuaskan.[tim/siti-rahma]