Jurnalismalang – Universitas Brawijaya kembali mengukuhkan dua Professor, yakni Dr Drs Muhammad Saifi, MSi dari Fakultas Ilmu Administrasi dikukuhkan sebagai professor di bidang Ilmu Manajemen Keuangan. Sementara Wayan Firdaus Mahmudy, SSi, MT, PhD dari Fakultas Ilmu Komputer sebagai professor di bidang Ilmu Komputer. Dengan pengukuhan keduanya, total ada 164 orang profesor yang dimiliki Universitas Brawijaya.
Dalam orasinya Prof Dr Drs Muhammad Saifi,M.Si Kebijakan Keuangan Terpadu dirumuskan dengan lima unsur dasar, yaitu corporate governance, intelectual capital, invesment policy, capital structure policy dan dividend policy.
“Kebijakan keuangan terpadu, merupakan bagian dari ilmu manajemen keuangan dan bisnis yang berorientasi pada upaya menyejahterakan pemilik perusahaan. Kebijakan keuangan yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan diawali dari tata kelola perusahaan yang tepat. Agar perusahaan tetap objektif, efisien dan berorientasi pada tujuan maka pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya perlu mengambil bagian dalam tata kelola perusahaan,” ucap Prof Saifi saat orasi, Sabtu (12/03/2022).
Prof Dr Drs Muhammad Saifi,M.Si menambahkan, kemampuan bersaing perusahaan lebih pada inovasi, pengelolaan organisasi, skill dan sumber daya yang dimilikinya, karena salah satu pendekatan penilaian aset pengetahuan adalah modal intelektual.
“Dua poin penting tersebut bisa mendorong diambilnya kebijakan keuangan yang baik. Pada dasarnya kebijakan keuangan dalam perusahaan mencakup tiga bidang, yaitu kebijakan investasi, kebijakan struktur modal dan kebijakan dividen,” tutup Prof Dr Drs Muhammad Saifi,M.Si .
Sementara itu Prof Wayan Firdaus Mahmudy SSi, MT, PhD menjelaskan pengembangan metode kecerdasan buatan, terintegrasi untuk optimasi proses produksi dan distribusi industri manufaktur, menjadi kerangka solusi yang disebut dengan Model Terintegrasi Produksi Distribusi Manufaktur (MPDM).
MPDM menggabungkan adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) untuk meramalkan permintaan produk oleh konsumen, improved genetic algorithms (IGA) untuk menentukan jumlah setiap jenis barang yang harus diproduksi, real-coded genetic algorithms (RCGA) untuk menyusun jadwal produksi, dan modified genetic algorithms (MOGA) untuk menyusun mekanisme distribusi, dimana ada empat permalasahan distribusi yang perlu diselesaikan.
Permasalahan pada proses produksi hingga distribusi yang harus diselesaikan ada empat. Pertama, peramalan diperlukan untuk mendapatkan jumlah permintaan konsumen untuk setiap jenis produk.
Kedua, perencanaan produksi agregat menghasilkan kuantitas setiap jenis barang yang harus diproduksi. Ketiga, penentuan waktu mulai untuk memproduksi setiap jenis produk dilakukan pada proses penjadwalan. Keempat, proses produksi dilakukan dan kemudian produk harus didistribusikan ke konsumen.
Keempat permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan prinsip optimasi di industri manufaktur. Produk yang dihasilkan harus lebih baik, lebih cepat proses produksinya, lebih kompetitif dari segi harga, dan bisa diterima konsumen tepat waktu dengan biaya distribusi yang rendah.
“Beragam metode telah dikembangkan untuk mencari solusi dari masalah optimasi. Metode umum yang dipakai adalah metode berbasis pemodelan matematika seperti min-max dynamic programming dan non-integer linear optimization problems. Sedangkan penerapan kecerdasan buatan pada proses ini didefinisikan sebagai mekanisme pemecahan masalah dengan mengadopsi pola pikir manusia. Pada paparannya ini Wayan fokus pada penerapan jaringan saraf tiruan dan evolutionary computation sebagai bagian dari metode kecerdasan buatan untuk penyelesaian masalah optimasi di industri,” jelas Prof Wayan Firdaus Mahmudy SSi, MT, PhD.
“Keseluruhan metode kecerdasan buatan ini bisa diterapkan secara terintegrasi untuk menghasilkan solusi terbaik bagi industri manufaktur, dengan menurunkan biaya produksi dan distribusi. Kekurangan dari model terintegrasi ini adalah memerlukan uji coba pendahuluan yang cukup memakan waktu untuk menentukan nilai parameter terbaik dari masing metode-metode untuk menghasilkan solusi optimal,” pungkas Prof Wayan Firdaus Mahmudy SSi, MT, PhD. (DnD)