Kartunis Malang Kunjungi Malang Gelar Pameran Kartun Antikorupsi

Jurnalismalang – Partai Kartunis Ngalam (Paitun) bakal kembali menggelar pameran kartun di Balai Kota Malang, yang akan turut mengajak kartunis dari Yogyakarta, Jakarta dan sejumlah kartunis daerah lain.

Penyelenggara pameran saweran kartun antikorupsi 2019 bertemu Wali Kota Malang Sutiaji, Kamis 17 Oktober 2019, dimana Saweran kartun 2019 akan dilangsungkan 31 Oktober-2 November 2019.

“Bertema negeri topeng monyet,” kata Koordinator Paitun, Sawir Wirasto. Kartun menjadi sarana menyampaikan kritik dengan jenaka, pihak yang dikritik tak tersinggung, bahkan kadang tersenyum simpul, saweran kartun 2019 ini menjadi ajang pendidikan antikorupsi melalui seni.

Pameran ini turut mengundang para kartunis muda untuk terlibat, menjaring bibit karunis berbakat. Kartunis di Kota Malang mencapai masa keemasan saat media cetak tengah moncer pada 1980 sampai 1990. Terutama didukung koran Suara Indonesia terbitan Malang. Karya kartunis Malang yang tergabung dalam Ngalam Kartun Klub (Ngakak) ditayangkan di Suara Indonesia.

Saat itu, katanya, kartunis bergairah memproduksi beragam kartun yang kocak namun tetap menyampaikan kritik tajam. Namun, setelah Suara Indonesia gulung tikar para kartunis mulai surut. Seiring meredupnya bisnis media cetak. Belakangan muncul kartunis yang menampilkan karya tak di Koran namun memanfaatkan media sosial. Salah satunya instagram.

Sawir berharap kartunis muda semakin berkibar menyampaikan kritik tajam dengan
menangkap fenomena sosial di lingkungan sekitar. Pada pameran kali ini Sawir mengajak kartunis untuk merespon persoalan yang ada di sekitar kita. Terutama persoalan korupsi. Pameran kartun bakal dilangsungkan rutin setiap tahun. Tahun lalu, katanya, melibatkan sekitar 30 kartunis dengan 80 karya.

Di sela-sela pameran bakal dilangsungkan pendidikan antikorupsi yang dilakukan Malang Corruption Watch (MCW). Serta talkshow mencegah korupsi yang akan dihadiri Wali Kota Malang. Selain itu, juga ada orasi budaya yang akan disampaikan budayawan dan akademikus.

Kartun antikorupsi ini diharapkan menjadi bagian gerakan antikorupsi. Serta
melibatkan masyarakat agar menjadi gerakan bersama melawan korupsi. Korupsi, katanya, merupakan kejahatan luar biasa yang mengganggu pranata sosial.

Wali Kota Malang Sutiaji merespon positif pameran kartun antikorupsi tersebut. Sutiaji mengusulkan akhir pameran diselenggarakan di Alun-alun Kota Malang. Agar masyarakat ikut terlibat dan membangun kesadaran antikorupsi. “Orang bisa nimbrung. Disertai diskusi santai. Pejabat publik tak bisa dipisahkan dengan masyarakat,” katanya.

Pendidikan antikorupsi, katanya, harus dilakukan sejak dini. Untuk itu, pameran kartun harus melibatkan para pelajar. Mulai pelajar Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. “Generasi muda penting diberi pendidikan antikorupsi sejak dini,” katanya. (Eko/DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top