Jurnalismalang – Kegiatan yang dilakukan oleh Kelenteng Eng An Kiong sangat beragam terutama dalam bidang sosial dan budaya, hal itu membuat jemaat dan majelis dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Tumapel Malang, sangat antusias untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan, bagaimana cara agar Kelenteng Eng An Kiong dapat hidup harmonis dengan warga sekitar yang berasal dari berbagai macam agama.
Pendeta Agus Wijanto, Pendeta GKI Tumapel Malang mengungkapkan, GKI Tumapel menyadari jika gereja hidup di tengah masyarakat yang majemuk, sehingga gereja tidak dapat hidup sendiri di tengah masyarakat yg majemuk ini, oleh sebab itu GKI Tumapel ingin berkenalan dengan salah satu lembaga keagamaan yang ada di Malang yaitu kelenteng Eng An Kiong.
“Kita (GKI Tumapel) ingin mengenal mereka (Kelenteng Eng An Kiong), maka kita yang lebih banyak bertanya pada saat kunjungan kemarin, itu sebabnya pihak Kelenteng kita minta lebih banyak bercerita tentang kelenteng,” ungkap pria asal Solo itu.
Pendeta Agus Wijanto menambahkan, kelenteng Eng An Kiong adalah lembaga keagamaan yang memiliki kepedulian yang besar kepada lingkungan sosial maupun budaya, untuk itu gereja bisa belajar banyak tentang kepedulian sosial dan budaya, serta terbuka kepada kelompok lain.
“Gereja diajarkan tentang kasih yang merupakan inti dari pengajaran Tuhan Yesus, sehingga gereja harus memiliki semangat utk mewujudkan ajaran Tuhan Yesus dalam mengasihi. Seperti beberapa kegiatan Kelenteng Eng An Kiong, membagikan ribuan sembako dan pertunjukan gratis barongsai sebagai salah satu pengenalan budaya,” tambah Agus saat ditemui disela acara.
Sementara itu Iwan Handoyo, Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong menjelaskan, didalam Kelenteng Eng An Kiong ada tiga agama yang melakukan ibadah, yaitu Budha, Konfusius dan Tao, meskipun ada tiga agama, namun ketiganya bisa bekerjasama dengan kompak.
“Kegiatan sosial diadakan rutin pada hari besar keagamaan dan pada hari besar agama lain, misalnya seperti bagi takjil dan sembako dibulan ramadhan, Kelenteng juga peduli dengan sarana dukacita Panca Budi, pemakaman Asri Abadi, pelayanan kesehatan puskesmas, serta untuk menjaga budaya, pengurus menyelenggarakan latihan karawitan, barongsai, sanggar wayang,” tambah Iwan.
Acara yang berlangsung dengan gayeng itu, diakhiri dengan saling bertukar kenang-kenangan dan foto bersama perwakilan GKI Tumapel dan perwakilan pengurus Kelenteng Eng An Kiong. (DnD)