Jurnalismalang — Kejuaran Nasional cabang olahraga yang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia tergelar di pusat pendidikan (Pusdik) Arhanud pagi tadi, Sabtu (8/12) yang di buka langsung oleh Brigjend TNI Sapriadi, Si, Msi selaku Kepala Pusat Jasmani TNI dan sekaligus Wakil Ketua Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI).
Cabang olahraga Orientering memang sangat asing terdengar, olahraga yang mengkombinasikan kecepatan lari, keahlian membaca peta juga sandi serta kecermatan dan ketepatan menemukan titik point medan, dalam cabang olahraga ini memang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik melainkan kecepatan dan ketepatan berfikir.
“Kalau KONI itu kan cabang olahraga umum, di TNI kita punya KOMI yang menaungi bidang olahraga dalam internal TNI, namun karena orientering ini termasuk olahraga asing, kami berinisiatif mengenalkan pada masyarakat dengan seringnya menggelar event agar masyarakat dapat mengerti dan tertarik dengan olahraga ini,” jelas Sapriadi sesaat setelah dia meninggalkan podium ceremonial.
Dalam gelaran ke 4 ini sengaja digelar di Kota Batu dengan pertimbangan kualitas sumber daya alam yang mendukung, serta mengingat bahwa Pusdik Arhanud merupakan salah satu fasilitas pendidikan TNI terlengkap di Indonesia. Dalam upaya memudahkan masyarakat mengenal olahraga ini, perlombaan dilaksanakan berdasarkan jenjang usia baik dari prajurit TNI maupun sipil, hal tersebut dijelaskan oleh Kolonel Infanteri Kunto Arif Wibowo, SIP selaku ketua pelaksana kejuaraan nasional orientering ini.
“Sebenarnya olahraga ini sudah mendunia, hanya saja tingkat kesulitan kemudia disiplin ilmunya tidak banyak diketahui oleh khalayak umum menjadikan orientering kurang populer, karena nya kami juga undang sekolah atau kampus yang punya pembinaan cabang olahraga ini, kedepan kami sedang membahas untuk menggandeng KONI mempopulerkan olahraga unik ini,” tukas Kunto sambil memanggil salah satu peserta untuk diwawancara.
Selaras dengan penjelasan dua petinggi TNI itu, hal yang sama juga di ungkapkan oleh Vera Rachmawati salah satu peserta yang saat ini sedang belajar di SMKN 1 Miri Kota Sragen, dia mengatakan jika ketertarikanya kepada cabang olahraga ini karena tantangan dan rule game nya yang tidak mudah.
“Disekolah kami ada ekstrakulikulernya, jadi kami tidak belajar mendadak, memang sudah dilatih dan dipersiapkan untuk lomba, jadi kami tidak minder walaupun lawan kami kebanyakan prajurit,” kata Vera dengan antusiasme tinggi.
Tidak mau kalah dengan Vera, salah satu prajurit perempuan bernama Serda Anggraeni juga mengungkapkan optimisme tinggi dalam kejuaraan ini, dia meyakini walaupun tidak akan mudah tapi akan mampu mengatasi perlawanan peserta lain dari seluruh Indonesia.
“Materi orientering ini sudah menjadi olahraga wajib bagi kami, bintara dari AD, AL atau AU pasto dapat pendidilan ini, jadi saya yakin akan bisa dapat hasil maksimal meskipun tidak boleh meremehkan lawan, sebab mereka juga tidak akan bertanding asal asalan, apalagi kejuaraan ini fair, semua peserta buta medan karena kami baru boleh memasuki arena ya pagi ini,” pungkasnya.(Doi/DnD)