Jurnalismalang – Penderita Diabetes kini memiliki camilan yang aman untuk dikonsumsi, setelah Tim dosen Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan inovasi kemasan produk pangan sehat “Berkatul Bliss”, yakni fit bar berbahan dasar bekatul yang memiliki indeks glikemik rendah, sehingga cukup aman dijadikan camilan alternatif bagi penderita diabetes.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian berjudul “Studi Kelayakan Bisnis Berkatul Bliss Ditinjau dari Aspek Pemasaran sebagai Produk Pangan Rendah Glikemik untuk Penderita Diabetes”, yang melibatkan tiga dosen UM: Chintya Paramita Puspita, M.Pd., Dr. Ir. Soenar Soekopitojo, M.Si., dan Ababil Karhoma W, S.E., M.SM.
Berkatul Bliss dikembangkan sebagai camilan bergizi dengan rasa yang tetap nikmat, namun lebih aman untuk penderita diabetes dan masyarakat yang peduli pola makan sehat. Produk ini dibuat dari bekatul, hasil samping penggilingan padi yang kaya serat dan antioksidan alami.
Melalui pengembangan kemasan, tim berupaya meningkatkan nilai estetika dan daya tarik pemasaran, sekaligus menjaga kualitas dan umur simpan produk. Kemasan baru dirancang lebih informatif, higienis, dan ramah lingkungan, sehingga cocok untuk distribusi ritel dan pemasaran digital.
“Selama ini bekatul sering dianggap limbah, padahal kandungan gizinya sangat tinggi. Kami ingin mengubah persepsi itu dengan menghadirkan produk yang sehat, praktis, dan berkelas,” jelas Chintya Paramita Puspita, ketua tim peneliti.

Selain fokus pada formulasi dan kemasan produk, penelitian ini juga mengkaji kelayakan bisnis dan strategi pemasaran Berkatul Bliss. Kajian dilakukan untuk memastikan produk dapat diterima pasar dan memiliki peluang ekonomi berkelanjutan.
“Melalui analisis pasar dan uji minat konsumen, kami melihat peluang besar bagi produk pangan rendah glikemik di segmen masyarakat urban,” ungkap Ababil Karhoma W, S.E., M.SM.
Sementara itu, Dr. Soenar Soekopitojo menambahkan bahwa pengembangan kemasan berperan penting dalam mendukung citra produk lokal agar mampu bersaing dengan produk komersial. “Kemasan bukan sekadar pelindung, tapi juga wajah produk dan alat komunikasi nilai gizi kepada konsumen,” tuturnya.
Dukung SDGs dan Gaya Hidup Sehat, Inovasi Berkatul Bliss sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Melalui riset ini, Universitas Negeri Malang berkomitmen untuk terus mendorong inovasi pangan lokal yang bernilai gizi, berdaya saing, dan ramah lingkungan.
Berkatul Bliss diharapkan menjadi contoh produk pangan fungsional yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengolahan hasil pertanian berkelanjutan. (DnD)