Jurnalismalang – Kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini sebagai akibat ketidaklancaran pada proses distribusi cukup menyulitkan bagi sebagian besar masyarakat. Penyebabnya, kenaikan harga beras biasanya diikuti kenaikan harga bahan pokok lainnya, seperti minyak goreng, gula, dan telur.
Untuk itu, Pemprov Jawa Timur berusaha menstabilkan kembali harga beras dengan mengadakan pasar murah di sejumlah kota di Jawa Timur.
“Beras belakangan ini susah dijangkau, oleh karena itu kami mengadakan pasar murah. Pagi ini kami di Blitar, kemarin di Kediri, dan hari ini di Malang,” papar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa kepada awak media di sela-sela kegiatan peninjauan distribusi beras SPHP di Pasar Gadang, Malang, pada Rabu (27/08).
Menurut Khofifah, cukup banyak orang yang sudah mendaftar untuk pencairan beras SPHP, tetapi tidak mudah mendapatkannya. Maka dari itu, Pemprov Jatim bersama jajaran Kodim dan Polres berusaha memperlancar distribusi SPHP, antara lain dengan mengadakan pasar murah.
(Khofifah datang ke pasar murah di Samsat Kota Malang)
“Dari 173 ribu ton yang disiapkan untuk masyarakat baru tersalurkan 6,7 persen. Dua hari lalu BAPANAS menaikkan HET beras medium dari Rp 12.500 menjadi Rp 13.500, akhirnya terjadi lonjakan harga beras di pasar,” tambah Khofifah.
Mekanisme penyaluran beras SPHP mengharuskan masyarakat untuk mendaftar di aplikasi terlebih dahulu, tetapi kenyataan di lapangan memperlihatkan tidak semua pendaftar bisa memperoleh beras murah tersebut.
“Ini karena Bulog tidak sendiri, Bulog tetap harus berseiring dengan keputusan BAPANAS. Stok kita cukup dan melimpah. Tapi untuk mengeluarkannya ada aplikasi, dan ada yang sudah turun dan ada yang belum. Malang termasuk lancar,” pungkas Khofifah. (DnD)