Jurnalismalang.com – Dengan mengusung konsep bar yang lebih intimate, alunan musik jazz yang easy listening, serta sajian menu yang siap memanjakan lidah konsumen khususnya penikmat whisky dan cerutu, The Shalimar Boutique Hotel Malang menghadirkan ‘Prancing Sorrel Speakeasy Bar’, yang baru dilaunching pada, Jumat (12/07/2024).
Owner The Shalimar Boutique Hotel, Lily Jessica Tjokrosetio menyampaikan, selera konsumen yang berbeda-beda dan beraneka ragam, membuatnya terus berupaya untuk menyediakan semua jenis whisky dan cerutu, agar semua penikmatnya bisa mendapatkan apa yang mereka sukai.
“Kita sediakan semua sih sebenarnya. Jadi kita usahakan supaya semua penikmat whisky dan cerutu mereka bisa mendapatkan apa yang mereka suka,” sampainya.
Lily menceritakan bahwa ide Prancing Sorrel Speakeasy Bar, berawal dari hobinya sebagai penikmat nice whisky dan wine, sehingga sempat terlintas dalam pikirannya untuk membuat bar yang nyaman dan privat, yang bisa dijadikan tempat untuk melepaskan penat setelah seharian beraktivitas.
(Lily Jessica Tjokrosetio bersama dua kuda kesayangannya bernama Prancing Sorrel dan Dessert Rose dijadikan ikon Bar nama dan menu andalan di The Shalimar Boutique Hotel)
“Sebenarnya keinginan membuat bar ini sudah lama ya, karena kebetulan hobi saya juga disitu, saya suka nice whisky dan wine. Jadi saya juga sering, kadang kalau disini pas meeting, malam-malam saya mikir, kalau ada tempat nongkrong kok kayaknya enak ya. Akhirnya kita mulai awal tahun lalu untuk konsepting, memang awalnya itu saya memang ingin membuat hidden bar, speakeasy bar, jadi mulailah saya dan Bu Grace googling speakeasy bar yang ada di Bali dan Jakarta, dan Jawa Timur sepertinya kita yang pertama ya,” sambungnya.
Meski demikian , Ia tak memungkiri bahwa market speakeasy bar di Malang berbeda dengan di Bali dan Jakarta, sehingga pihaknya mencoba untuk mengadaptasikan apa yang dimiliki Prancing Sorrel Speakeasy Bar, sesuai dengan selera dan keinginan masyarakat Malang maupun wisatawan atau turis yang datang ke Malang.
“Yang pasti untuk harga kita tidak mungkin sama dengan Jakarta atau bahkan Bali. Kita harus tetap memasang harga yang masih dikira affordable. Pada dasarnya bar ini konsepnya bukan untuk bikin cepat kaya itu enggak ya, tapi saya ingin create sesuatu yang berbeda di Malang, yang bisa jadi wadah untuk penikmat-penikmat yang kumpul disana, dan bisa jadi kebanggaan ya bagi kita,” pungkasnya.(DnD)