Jurnalismalang.com – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang bekerjasama dengan Universitas Mataram (UNRAM), Universitas Oriental Timor Leste dan Asosiasi Biochar Indonesia (ABI), menggelar Seminar Internasional bertajuk “Biochar for Carbon Capture and Storage to Achieve Sustainable Development Goals”, yang digelar di Sainstecno Park UNITRI Hotel Montana II, pada tanggal 2-3 Juni 2024.
Ketua Panitia acara, Prof. Widowati menyampaikan, UNITRI sangat menganggap penting arti sebuah arang atau Biochar, salah satu bahan pembelah tanah yang bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah, dengan kandungan karbon yang tinggi.
“Kandungan karbon yang tinggi pada arang atau Biochar, merupakan bahan organik yang bisa meningkatkan bahan organik tanah, kunci kesuburan tanah. Biochar juga mampu memitigasi perubahan iklim, karena kemampuannya untuk menyerap karbon. Dan seminar internasional ini adalah yang pertama kali digelar oleh UNITRI,” sampainya.
Ia melanjutkan, tujuan utama digelarnya seminar internasional Biochar tersebut adalah untuk memperkenalkan UNITRI kepada berbagai kalangan, baik di Indonesia maupun mancanegara, bukan hanya sekedar kolaborasi keilmuan dengan sejumlah pihak, tetapi menjadi nama yang mengharumkan UNITRI di Luar Negeri.
“Yang paling utama adalah karena Biochar ini, orang tau UNITRI. Tidak hanya didalam negeri saja, tapi juga luar negeri. UNITRI ini salah satu Perguruan Tinggi yang punya laboratorium Bio Energy yang memproduksi Biochar di Indonesia,” sambungnya.
(Prof.Ir. Bambang Hari Kusumo, MAgr.,PhD., Rektor UNRAM sekaligus Ketua Asosiasi Biochar Indonesia (ABI) saat memberikan sambutan di Kampus 2 Unitri Malang)
Sementara itu, Prof.Ir. Bambang Hari Kusumo, MAgr.,PhD., Rektor UNRAM sekaligus Ketua Asosiasi Biochar Indonesia (ABI) menjelaskan, Biochar merupakan Black Carbon atau Karbon yang dihasilkan dari proses pirolisis, yang membawa sifat dari bahan asal yang digunakan.
“Kalau Biochar berasal dari bahan yang mengandung micronutrient yang banyak, maka dia banyak menyumbang untuk kesuburan tanah. Kalau bahannya mayoritas dari karbon saja, maka keuntungannya dia bisa lama didalam tanah, jadi kita bisa memitigasi perubahan iklim dan pemanasan global,” jelasnya.
Dalam acara tersebut juga digelar agenda lain yakni “Tribute 50 Tahun Mengabdi Dalam Dunia Pendidikan 2024, yang diberikan kepada 2 pendiri UNITRI Malang, yakni Prof.Dr.Ir. Bambang Guritno dan Prof.Ir. Wani Hadi Utomo, PhD.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNITRI Malang, Prof.Ir. Eko Handayanto, MSc.,PhD., menceritakan, selain dirinya yang lebih sering melakukan promosi pada awal dirintisnya UNITRI, Prof. Bambang dan Prof. Wani adalah orang yang berjasa atas kemajuan UNITRI, meski pada awal berdiri, kondisi keuangan di UNITRI sangat terbatas.
“Dulu zaman perjuangan UNITRI di awal-awal, saya yang lebih sering keluar, dalam tanda petik jualan ya. Pak Wani itu yang bisa mengelola, dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, tapi beliau bisa mengelola. Kalau pak Bambang sebagai supporting orang tua dan kebetulan linknya juga banyak. Jadi ini semua ya Pak Wani, gak tau saya gimana kok bisa ngutak-atik uang, sampai UNITRI bisa sebesar ini,” jelas Prof. Eko.(DnD)