Jurnalismalang.com – Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus (Difabel), Universitas Brawijaya (UB) Malang mengembangkan inovasi terbaru dalam pembelajaran, yakni modul khusus bagi pengguna deaf.
Dr. Eng. Ir. Herman Tolle. S.T., M.T., Wakil Dekan I Filkom UB Malang yang sekaligus Ketua Tim UB mengatakan, modul khusus tersebut diciptakan agar pengguna deaf, dapat mengikuti perkuliahan berbasis Learning Management Systems (LMS) BRONE UB, dengan pendekatan video interaktif dengan subtitle serta bahasa isyarat pada platform BRONE.
“Inovasi ini merupakan bagian dan Hibah Inovasi Pembelajaran bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus (PENSUS) Skema 1 yang kami terima. Dirancang khusus untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang inklusif, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran,” terangnya.
Herman menjelaskan, ada beberapa fitur utama dari Inovasi ini, yakni Video Interaktif, Subtitle dan Teks Pendukung, Platform Responsif, Ruang Diskusi Virtual, Pelatihan Dosen dan Tutor, yang secara keseluruhan sangat mempermudah dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
“Dengan inovasi ini, kami harapkan dapat membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk mengejar pendidikan tinggi dan meraih potensi penuh mereka, dan modul ini nantinya akan dikembangkan lebih jauh untuk menunjang seluruh disabilitas yang ada, khususnya bagi mahasiswa UB,” katanya.
Herman juga berharap Modul Khusus Deaf ini bisa segera dilaunching di UB Malang, agar BRONE memiliki modul yang bisa digunakan semua dosen untuk menunjang pembelajaran mahasiswa Difabel.
“Rencananya semester depan kita akan mewajibkan penggunaan BRONE diseluruh UB. Nah saat launching itu sekaligus dalamnya kita sampaikan bahwa sistem LMS UB ini sudah mensupport mahasiswa Difabel,” tandasnya. (DnD)