Jurnalismalang – Berbicara mengenai kopi, hal ini selalu terbayang dengan jenis Kopi Arabica dan Kopi Robusta apalagi di Malang terdapat beberapa daerah penghasil kopi terbaik dunia, sebut saja kopi yang ada di empat kecamatan di Kabupaten Malang bagian selatan, seperti Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo dan Dampit. Kopi yang dikembangkan di empat kecamatan ini umumnya adalah Kopi Robusta dan juga memproduksi Kopi Arabica.
Moelyono Soesilo, seorang Global Coffee Expert sekaligus penulis buku KopiKita dalam bedah bukunya di STIE Asia Kota Malang mengungkapkan, bisnis kopi akan terus mengalami perkembangan apalagi di Malang Raya, baik itu bisnis kopi yang dikerjakan oleh UMKM, PKL, dan kedai Kopi.
“Dari ratusan kota yang sudah saya kunjungi, semua memiliki keunikan masing-masing dalam bisnis kopi, tapi yang sekarang harus diperhatikan adalah adanya penyesuaian dengan perkembangan jaman. Misalnya dari segi entertaint pelayanan atau desain ruangan, sehingga pembeli tidak hanya menikmati kopi, tetapi banyak hal bisa didapatkan dari duduk sambil berbicara dengan temannya sambil ngopi tadi ya,” ungkap Moelyono Soesilo saat ditemui usai mengenalkan KopiKita miliknya.
Moelyono menambahkan, kebutuhan kopi dunia setiap tahun sebanyak 60.000 ton, itu merupakan sama dengan hasil panen kopi di Jatim sebanyak 60 hingga 70 ribu ton. Akan tetapi perubahan cuaca saat ini, juga mempengaruhi jumlah produksi panen kopi, ditambah di masa pandemi di tahun 2020 banyak cafe yang tidak bisa buka dan banyak warung kopi tutup sementara, sehingga hal itu sempat membuat bisnis kopi terpuruk dan bangkit kembali di awal 2022 ini.
“Berbicara mengenai kesuksesan dalam berbisnis kopi hal itu tidak bisa instan, karena yang terpenting berani melangkah dulu dengan happy, kalau sudah ada di posisi tersebut maka hasil kopi yang disajikan pasti akan enak. Sukses itu tidak selalu berupa garis lurus, tapi ada jatuh bangunnya yang penting berani melangkah dulu kalau ingin berbisnis,” imbuh pria tambun itu.
Sementara itu Tanadi Santoso yang merupakan enterpreneur dan business trainer, optimis bahwa bisnis kopi akan tetap tumbuh, tetapi kesuksesan itu bukan sekedar jualan dan laris, persaingan kopi itu ibarat persaingan hotel.
“Seperti hukum rimba, siapa yang kuat akan bertahan, seperti itulah bisnis kopi yang tidak inovatif dan tidak siap dalam persaingan pasti akan minggir dengan sendirinya. Entah itu kopi sachet atau sejenis kopi robusta, semua bisnis kopi akan terus bertumbuh dan bersaing,” jelas Tanadi Santoso.
Lebih lanjut pria energik itu mengingatkan pada anak muda yang tengah berbisnis untuk tidak sombong dengan apa yang telah diraih, karena kesuksesan itu diawali dengan keyakinan dan sebuah proses, apabila pernah jatuh, maka harus disiapkan kembali untuk bangkit dengan lebih baik. (DnD)