Mengajar Dengan Cinta, ITN Malang Sukses Menjadikan Mahasiswa Difabel Berprestasi

Jurnalismalang – Kendala keterbatasan fisik terkadang menjadi batu sandungan, sehingga tidak berani melangkah untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi, akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Muhamad Ightana Hakim Ilmi, yang pernah gagal diterima di dua universitas negeri di Kota Malang dan akhirnya diterima di ITN Malang.

Muhamad Ightana Hakim Ilmi menjadi mahasiswa penyandang difabel memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mengalami gangguan pendengaran sejak berumur 1 tahun, setelah terserang malaria tropika dan harus menggunakan alat bantu dengar serta aplikasi google transkrip instan lewat handphone android.

Dalam ketikan teksnya lewat handphone nya, Ightana mengaku jika “Saya selalu mengaktifkan hp saya saat kuliah di kelas, karena memudahkan saya untuk mengerti apa yang disampaikan oleh dosen. Juga saya selalu melihat bibir orang, untuk memahami apa yang disampaikan”

Meski memiliki keterbatasan, Ightana ingin melepas rasa minder yang pernah dimiliki, dengan tidur di kamar kos milik orang tuanya, agar dia dapat berinteraksi dengan mahasiswa yang lain dan terkadang juga bercanda dengan teman se kosnya.

Selain itu, kemajuan teknologi dan rasa percaya diri yang dimiliki Ightana ternyata juga diajarkan di salah satu sekolah di Trenggalek tempat dirinya tinggal.

“Saya juga mengajar kepada anak anak dan orang dewasa seperti saya ditempat tinggal saya, bagaimana cara menulis, berbicara dan memahami apa yang disampaikan orang lain, semua yang saya sampaikan itu gratis, kecuali ada yang meminta les private mengenai pelajaran akan ada biayanya,” tulis Ightana saat ditemui di ITN Malang.

Sementara itu Masruroh, Kasubag Humas ITN Malang menambahkan, Muhamad Ightana Hakim Ilmi dulu ingin kuliah di ITN Malang dengan mengambil jurusan Teknik Arsitektur tetapi oleh pihak ITN disarankan masuk ke jurusan Teknik Informatika, karena tidak banyak berhubungan dengan orang dan kerjanya bisa dibalik layar.

Hal sama juga disampaikan Hani Zulfia Zahro’, S.Kom., M.Kom, Dosen Pembimbing Ightana, awalnya dirinya kaget mendapat anak didik seperti Ightana, akan tetapi dengan semangat dan rasa tertantang serta diimbangi dengan kerajinan Ightana, maka dapat mengantarkan mahasiswa yang bercita-cita menjadi guru atau PNS lulus dari ITN Malang dengan IPK 3.05.

“Dia merupakan mahasiswa yang rajin, meskipun harus pake alat bantu dengar dia tidak minder. Dari awal semester saya juga berkenalan dengan ortunya. Orang tuanya pro aktif menanyakan perkembangan studi Ightan. Setiap KRS-an selalu didampingi oleh ayahnya. Jika saya ada kendala menjelaskan ke Ightan, saya komunikasikan dengan ortunya. Tantangannya jelas berbeda dengan mahasiswa lainnya. Adakalanya Ightan tidak mau dianggap punya kekurangan, jadi saya mengganggapnya sama seperti yang lain agar tidak minder, yang terpenting anak seperti Ightan harus pede,” jelas Hani Zulfia Zahro’, S.Kom., M.Kom dengan semangat.

Untuk diketahui selain ada 7 wisudawan terbaik ITN Malang, jumlah wisudawan ITN Malang ke 62 Periode 2 Tahun 2019 sebanyak 541 mahasiswa, terdiri dari :
• 15 wisudawan Program Pasca Sarjana (S-2)
• 256 wisudawan Program Strata Satu (S-1) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)
• 234 wisudawan Program Strata Satu (S-1) Fakultas Teknologi Industri (FTI)
• 36 Program Diploma III (D-3) Fakultas Teknologi Industri (FTI) (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top