Jurnalismalang – Konservasi badak menjadi hal yang cukup kompleks, selain perusakan habitat, perburuan cula badak adalah ancaman yang cukup serius untuk binatang yang sudah langka ini.
Drh. Agvinta Nilam Wahyu Yudichia dalam seminarnya di ruang khazanah Museum Satwa mengungkapkan, manusia memburu badak untuk diambil culanya yang konon dipercaya sebagai obat tradisional, padahal berbagai penelitian membuktikan kandungan cula badak telah dilakukan dan hasil penelitian ini membuktikan bahwa cula badak mengandung keratin, protein yang sama dalam proses pembentukan kuku dan rambut manusia, sehingga tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kandungan obat dalam cula badak, itu sekedar mitos ungkapnya.
Perjuangan dokter hewan dari YABI “Yayasan Badak Indonesia” itu didukung penuh oleh Batu Secret Zoo, selain kebun binatang modern, juga merupakan lembaga konservasi satwa yang turut membantu pelestarian satwa, salah satunya adalah badak. Bahkan, Batu Secret Zoo adalah satu-satunya kebun binatang di Indonesia yang memiliki dua spesies badak, yakni satu badak India dan dua badak putih.
Untuk mendukung langkah tersebut, Batu Secret Zoo mendatangkan Badak India jantan bernama Bertus yang secara toksonomi memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan badak Jawa (badak endemic Indonesia) yang hanya ada di Ujung Kulon.
“Bertus saat ini berusia 10 tahun, usia cukup dewasa untuk badak. Badak bisa hidup mencapai usia 45 tahun dengan masa kehamilannya cukup lama, sekitar 17 bulan dan hanya bisa melahirkan satu ekor anak saja dalam sekali kelahiran,”ungkap Drh Prista Dwi Restanti.
Populasi badak Sumatera hanya berkisar antara 80 ekor saja, sementara badak Jawa hanya berkisar antara 60 ekor saja. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat kedua spesies badak ini adalah satwa endemik Indonesia, kelakar dokter berkacamata itu dengan nada sedih.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi badak, Batu Secret Zoo mengadakan serangkaian acara dalam memperingati Hari Badak Sedunia, 22 September 2018. Acara dimulai dengan seminar di Museum Satwa, Jawa Timur Park 2, yang dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang dan komunitas pecinta satwa Malang dengan pembicara Nuke Arincy, S.Ilkom, staf komunikasi dan Informasi Yayasan Badak Indonesia (YABI) dan drh. Agvinta Nilam Wahyu Yudhichia, dokter hewan suaka Rhino Sumatera YABI, ditutup dengan perayaan di area badak India dan Badak Putih Afrika di Batu Secret Zoo, Jawa Timur Park 2, dimana tumpeng buah dan sayur telah disiapkan untuk Bertus (badak India), Kito dan Tisa (badak Putih Afrika) (Doi/DnD)